Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Piala berjatuhan di los angeles

Piala oscar diserahkan di los angeles, dimana film "chariots of fire" terpilih sebagai film terbaik. oscar lain diberikan kepada henry fonda, barbara stanwyek dan katherine hepburn.(fl)

10 April 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PUSAT Musik Los Angeles. Di gedung ini Selasa malam pekan lalu langsung acara penyerahan Oscar 1982, yang dikatakan disiarkan ke 71 negeri dan disaksikan 300 juta penonton. Di luar dugaan banyak orang, Chariots of Fire, sebuah produksi Inggris, terpilih sebagai film terbaik. Produsernya. David Puttnam, untuk beberapa detik terpaku -- sebelum tersenyum lebar seraya menerima penghargaan tertinggi ini. Kepada wartawan ia berkata, "Mudah-mudahan hadiah ini membangkitkan keberanian Inggris untuk mulai lagi membuat film." Industri film di negeri Lady Di memang sudah agak lama lesu. "Coba, apa artinya sebuah Oscar untuk industri film Inggris!" berseru Colin Welland, yang memenangkan Oscar untuk skenario terbaik dalam film itu. Welland tidak meledak sendiri. Diperhitungkan, gelar film terbaik sama artinya dengan ledakan keuntungan dari hasil pemutaran, yang berkisar antara US$ 12-20 juta. Hura! Terlepas dari kegembiraan yang bergolak di kubu Inggris, rasa puas dan heran bercampur-aduk di kalangan masyarakat film Amerika. Aktor tua, Henry Fonda, 76 tahun, memenangkan Oscarnya yang pertama (untuk peran utama pria dalam On the Pond) sesudah membintangi 80 film. Masih dalam keadaan sakit, menitikkan air mata di rumahnya di Beverly Hills. Katharine Hepburn menciptakan rekor baru, merebut Oscar ke-4 untuk peran utama wanita dalam film yang sama. Dan Barbara Stanwyck, 74 tahun, kebagian piala juga -- sebuah Oscar kehormatan. Ketiga pemain watak itu merasa lengkap sudah, sejenis kepuasan yang barangkali belum hinggap di hati Warren Beatty. Beatty memenangkan Oscar untuk penyutradaraan terbaik, tapi filmnya Reds yang sebelumnya memperoleh 12 nominasi -- tidak terpilih. Ada kesan hasil penjurian kali ini agak menyimpang dari biasa. Ketika ditanya apakah luputnya Oscar dari jangkauan Reds semata-mata karena kaitan dengan komunisme, ia menjawab: "Mungkin saja." Dengan film ini, Beatty mendampingi Robert Redford (tahun lalu memenangkan Oscar untuk penyutradaraan terbaik dalam Ordinary People) memperkuat barisan aktor yang menjelma sebagai sang sutradara. Penjelmaan semacam itu tidak mudah. Beatty mempersiapkan Reds selama 4 tahun, menghabiskan US$ 57 juta, mengerjakan sendiri beberapa tugas yang biasanya ditangani 2-3 orang. Ia menyutradarai, menulis skenario bersama Trevor Griffiths, memainkan tokoh utama John Reed, untuk sebuah film sepanjang 3 jam 20 menit. Tak pelak lagi inilah penggarapan yang tidak tanggung-tanggung, juga tidak seirama dengan pola kerja Hollywood yang berorientasilaba. Kritikus Richard Corliss (Time, 7 Desember '81) menilai Reds dalam pujian satu napas: besar, cermat, penuh ambisi, percaya pada tokoh Reed, juga yakin akan sambutan khalayak pada tokoh nyentrik ini. Mengapa? John Reed pernah hidup didunia ini: seorang wartawan, sebuah pribadi banyak segi, sarat dengan semangat petualangan. Tugasnya terbesar meliput revolusi Rusia dan mati muda, 3 hari sebelum ulang tahunnya yang ke-33. Bapak revolusi Rusia, Lenin, menyanjungnya sebagai "pengamat dan peserta, penulis dan penyair yang menyuarakan pemberontakan." Laporan Reed yang berjudul 'Sepuluh Hari Yang Mengguncang Dunia', oleh Lenin disuruh cetak berjuta-juta dan diterjemahkan ke "semua bahasa". Nah. Kekaguman Lenin itu dihidupkan Beatty ke pita seluloid, satu pilihan berani yang sejauh itu helum pernah dilakukan sineas Amerika. Bahkan Sergei Bondarchuk, sineas Soviet kenamaan itu, baru bersiap-siap akan memfilmkan tokoh yang sama. Jika Corliss memuji Reds, yang dikatakannya menampilkan sekaligus pesona film-film Lawrence of Arabia dan Doctor Zhivago, kritikus Jim Beaver (Film in Review, Februari '82) melihatnya dari segi lain. Reds dinilainya sebagai film paling berani, karena pahlawannya menemukan nilai tertentu dalam ideologi paling dimusuhi di Amerika komunisme. Juga karena Beatty punya nyali besar untuk melayarputihkannya -- di samping kenyataan bahwa penonton di sebuah kota seperti Oklahoma tahan menyaksikan pahlawan komunis itu beraksi sampai film panjang itu selesai. Ini gejala baru di kalangan publik Amerika. Sementara itu film terbaik Chariots of Fire, tidaklah jadi menarik karena bintang-bintangnya kebetulan tidak terkenal. Penggarapannya yang dilakukan sutradara Hudson dinilai bersih, rapi, pas untuk mengungkapkan setting Eropa tahun '20-an. Tokoh utamanya adalah 2 pelari Inggris yang memenangkan medali emas di Olimpiade Paris. Cerita menampilkan Harolds Abrahams, olahragawan tangguh yang juga mahasiswa Cambridge yang angkuh, berjuang untuk menang hanya untuk mengejek diskriminasi yang terbeban kepadanya sebagai orang Yahudi. Pelari satu lagi Eric Liddell, anak pendeta, yang berjuang memenangkan lomba lari "demi keagungan Tuhan". Dua motivasi kejuaraan yang sangat tidak lazim, apalagi untuk dunia olahraga masa kini yang digantungi pesan sponsor. Kritikus Schickel (Time 21 September '81) menilai Chariot lebih istimewa dari Rocky, film tentang petinju yang memenangkan Oscar di tahun '70-an. Antara lain karena terbersitnya rasa nyaman --dalam Chanots -- bila menyaksikan keganasan Abraham yang terkendali serta kekuatan fisik Liddell yang ringan, sopan, menawan. Ah !

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus