Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Naga-naganya mulai terlihat saat terjadi kerusuhan pertengahan Mei 1998 lalu. Saat itu, Presiden Soeharto tengah berada di Kairo, Mesir. Ratusan orang tewas terganggang api bangunan yang dijarah, sekitar 4.000 gedung hancur dan terbakar, sementara kerugian ditaksir triliunan rupiah. Tapi ABRI dipandang kurang tegas dalam mencegah terjadinya kerusuhan. Panglima ABRI Jenderal Wiranto sampai mengeluhkan di depan anggota DPR, betapa ia sampai turun langsung mengendalikan operasi. Di mata Wiranto, upaya Panglima Kodam Jaya Mayjen Sjafrie Sjamsoedin dan Panglima Kostrad Letjen Prabowo Subianto, untuk mengamankan Ibu Kota, belum maksimal.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo