Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Produseri Film Agak Laen, Ernest Prakasa Minta Hal Ini ke Para Pemain

Podcaster Agak Laen senang karya audio mereka dilirik rumah produksi Ernest Prakasa untuk dijadikan film layar lebar.

13 Desember 2023 | 19.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Produser, sutradara, dan para pemain film Agak Laen dalam konferensi pers pada Selasa, 12 Desember 2023. TEMPO/Gabriella Keziafanya Binowo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rumah produksi milik Ernest Prakasa, Imajinari mengadaptasi podcast Agak Laen menjadi bentuk film layar lebar dengan judul sama. Boris Bokir, Bene Dion, Indra Jegel, dan Oki Rengga ungkapkan rasa senang dan terima kasih mereka atas kesempatan berharga ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Boris, Bene, Jegel, dan Oki tergabung dalam podcaster Agak Laen. Mereka memulai siaran pada 2021 melalui Spotify, kemudian tahun kedua merilis basis audio visual via YouTube. Mereka juga rupanya sempat merundingkan ide dan impian mengonversi podcast mereka menjadi sebuah film, dan kini impian tersebut terkabulkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sangat senang tidak disangka juga, ini podcast-nya kan kegiatan melawan sepi job waktu pandemi. Ternyata bisa sampai ke dalam ruangan bioskop ini dan nanti akan dijadikan film, diputar di seluruh Indonesia yang membutuhkan biaya produksi besar. Tentunya sangat senang sekali,” ucap Boris dalam konferensi pers pada Selasa, 12 Desember 2023.

Mereka mengaku melihat sebuah terobosan baru oleh rumah produksi Indonesia yang memberikan kesempatan pada pemilik intellectual property (IP) seperti mereka untuk dikembangkan. Di rumah produksi pada umumnya, menurut Boris, orang lain belum tentu punya kesempatan itu. 

Film Agak Laen menjadi film ketiga Imajinari yang dikembangkan dari IP Podcast Agak Laen dan memiliki kebaruan cerita yang dikembangkan oleh Ernest Prakasa sebagai produser dan Muhadkly Acho sebagai penulis sekaligus sutradara.

Ide Rumah Hantu di Film Agak Laen

Agak Laen menceritakan  empat sekawan, Jegel, Boris, Oki, dan Bene yang membuka wahana rumah hantu di sebuah pasar malam. Suatu saat, terjadi sebuah insiden ketika seorang pengunjung laki-laki meninggal dunia di tengah wahana akibat serangan jantung. 

Sutradara Muhadkly Acho menyebut ide rumah hantu datang dari anggota Agak Laen sendiri. Mereka rupanya sudah memiliki tiga premis untuk film ini, dan rumah hantu dipilih sebagai yang paling menarik.

Poster film Agak Laen. Dok. Imajinari

Berangkat dari sana, penulisan naskah berjalan cukup cepat dalam waktu satu bulan, dilanjutkan dengan proses syuting kurang lebih tiga minggu pada September. Dan pada akhirnya, film ini akan tayang pada Februari 2024. 

“Aku karena senang berproses sama semuanya, tidak ada (kendala) apa pun sama teman-teman. Aku sebenarnya (merasa) akhirnya ada di sini, suatu hal yang tidak bisa kami sangka, tapi karena berprosesnya happy, bergembira, tidak ada beban,” kata Jegel. 

Oki Rengga juga berujar, “Kalau aku sudah pasti mau ngucapin makasih ke Ko Ernest, Pak Dipa karena sudah kasih kesempatan untuk Agak Laen jadi film. Karena kalau tidak ada Agak Laen movie, hah kecil sekali peluang saya main film.”

Ernest Prakasa Minta Pemain Ikut Investasi di Film Agak Laen

Tampak dalam poster resmi film Agak Laen, kelompok Agak Laen turut berkontribusi sebagai produser eksekutif dan terpampang logo mereka. “Kalau ditanya taruhannya apa, Ko Ernest memaksa kami ikut investasi. Jadi taruhannya di duit itu,” kata Oki.

Menyambung hal itu, Ernest memperjelas, “Ini buat ‘menyandera’ mereka supaya serius. Gue takutnya mereka asal jeplak aja ‘Eh, bikinin kita film dong.’ Begitu syuting, begitu mau reading, begitu mau promosi, semuanya sibuk. Tahu sendiri kan pada laku-laku. Jadi kita (bilang), ‘Oke supaya lo serius, lo ikut investasi di sini. Jadi untuk membuktikan keseriusan lo.’”

Perkumpulan empat komika Agak Laen disebut-sebut mengingatkan penonton dengan grup lawak Warkop yang juga mengawali karier dari dunia audio. 

“Kita selalu percaya chemistry ya. Chemistry mereka enggak perlu diragukan lagi. Itu salah satu yang kita beli untuk bikin film layar lebar. Bagaimapaun juga, mereka berempat yang akan jadi tokoh sentral, yang mungkin kalau di level aktor bukan aktor-aktor papan atas. Tapi kan kita belajar dari Ngeri-Ngeri Sedap bahwa memang benar kan (untung besar),” kata Ernest.

GABRIELLA KEZIAFANYA BINOWO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus