Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nama Sally Rooney semakin berkibar di panggung sastra dunia. Pada 24 September 2024, penulis asal Irlandia itu merilis novel keempatnya, Intermezzo. Sebagai suara dari generasi millennial, Sally dikenal karena kemampuannya menggambarkan ketidakpastian ekonomi dan emosi yang menghantui anak muda. Novel debutnya, Conversations With Friends (2017), disusul Normal People (2018) dan Beautiful World, Where Are You (2021), telah membuatnya diakui sebagai penulis berbakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua novelnya bahkan telah diadaptasi menjadi serial televisi. Conversations With Friends tayang pada 2022, sementara Normal People tayang pada 2020. Dalam Intermezzo, Sally beralih dari protagonis perempuan yang biasa ia angkat dan memilih menjelajahi kehidupan dua saudara laki-laki—Ivan dan Peter—yang menghadapi duka setelah kematian ayah mereka. Ia mengeksplorasi tema kehilangan, penyesalan, dan refleksi diri.
Sikap Politik dan Dukungan Sally Rooney untuk Palestina
Perhatian pada Sally tidak hanya soal karya-karyanya. Ia mengklaim dirinya feminis dan marxis. Sikap politiknya–terutama dukungan terhadap Palestina, juga vokal disuarakan. Terbaru, dalam acara peluncuran Intermezzo di Southbank Centre, London, 26 September 2024, ia memulai dengan pidato terkait krisis di Palestina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sally menggambarkan kampanye militer terhadap Palestina sebagai ‘pembunuhan massal dan kehancuran struktural’. Ia bahkan mengkritik dukungan dari Uni Eropa dan Inggris. Sally menyoroti jumlah korban yang terus meningkat, lebih dari 40.000 jiwa telah tewas sejak 7 Oktober 2023, dan hampir 17.000 di antaranya adalah anak-anak. “Kita sedang menyaksikan genosida yang tengah berlangsung,” ujarnya.
Ia juga mengkritik perluasan aksi militer Israel ke Lebanon, menyebut bahwa kematian sipil di Palestina, Israel, dan Lebanon adalah tragedi besar yang memiliki akar dalam pendudukan ilegal Israel atas Palestina, dan sistem apartheid yang diterapkan terhadap rakyat Palestina. Pada 2021, Sally juga menolak tawaran penerbitan dalam bahasa Ibrani dari penerbit Israel untuk novel Beautiful World, Where Are You.
Penulis berusia 33 tahun itu menjelaskan bahwa penolakannya adalah bentuk dukungan terhadap gerakan Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS) yang pro-Palestina. “Saya tidak dapat menerima kontrak baru dengan perusahaan Israel yang tidak secara tegas menjauhkan diri dari apartheid dan mendukung hak-hak rakyat Palestina yang ditetapkan oleh PBB,” ungkapnya.
Latar Belakang Sally Rooney
Sally Rooney, lahir pada 20 Februari 1991 di Castlebar, Irlandia, telah mencuri perhatian dunia sastra sejak debutnya dengan Conversations with Friends (2017). Latar belakang keluarganya—sang ayah bekerja di perusahaan telekomunikasi dan ibunya mengelola pusat seni—telah membentuk minatnya pada sastra sejak kecil. Setelah menempuh studi Sastra Inggris di Trinity College Dublin, Sally mulai menulis dengan serius.
Gaya tulisannya yang minimalis, dialog cerdas, serta kemampuan menggali psikologi karakter muda yang kompleks membuatnya unik. Sikap politik Sally, yang menekankan keadilan sosial dan solidaritas, tercermin kuat dalam karyanya. Bagi dia, sastra adalah medium moral, bukan sekadar estetika.
YOUTUBE | THE NEW YORK TIMES | DAZED
Pilihan Editor: 7 Penulis dan Sutradara Drama Korea Populer