Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Saya merasa tercerabut,” katanya. Ia, Ramsey Nasr, pemuda 31 tahun, berambut keriting, tapi sama sekali tak berbahasa Arab. Ayahnya orang Palestina, ia baru mengetahui itu satu dasawarsa terakhir. Kepada Tempo, ia mengisahkan betapa terasingnya ia dalam muhibah pertamanya ke Palestina, musim panas 1997.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo