Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Setiap Orang Harus Berubah

12 September 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

... menyakitkan sebuah kebenaran Betapa sulitnya berjuang hidup ... Suaramu lirih Dalam kemarahan ... inilah negeri tempat kita sama-sama berkorban

Itulah kutipan puisi Country on Grief and Grace (2002) karya Antjie Krog. Puisi yang menyiratkan ketertindasan warga kulit hitam pada masa rezim apartheid di Afrika Selatan dibacakan di International Literary Biennale 2005, dua pekan silam.

Perempuan 53 tahun kelahiran sebuah daerah pertanian Freestate ini memang intens terlibat dalam proses rekonsiliasi untuk memupus sisa-sisa pengaruh rezim apartheid. Krog ditunjuk sebagai wartawan politik di parlemen setelah pemilu demokratis pertama Afrika Selatan. Dia meliput proses kerja Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (TRC) yang dibentuk Nelson Mandela pada 1995, mulai dari pembentukannya hingga kerja Komisi di daerah-daerah.

Sebagai warga kulit putih yang kenyang bergumul dengan proses penyembuhan Afrika Selatan, ia menerbitkan sembilan buku puisi dalam bahasa Afrika dan satu berbahasa Inggris. Krog juga menulis novel Country of My Skull, yang pernah diangkat menjadi film layar lebar In My Country (2004), diperankan Juliette Binoche dan Samuel L. Jackson. Novel tentang kebenaran, cinta, dan rekonsiliasi di Afrika Selatan ini menjadi kurikulum wajib untuk pelajaran penulisan masa lalu Afrika di pelbagai universitas di Amerika Serikat dan Eropa. Berikut wawancara Tempo dengan pencinta yoga ini.

Bagaimana rekonsiliasi digambarkan dalam literatur Afrika Selatan?

Di kalangan kulit putih, literatur Afrika Selatan umumnya berisi pertanyaan apakah mereka bersalah atau tidak, bagaimana perasaan bersalah runtuh atau bagaimana mengatasi rasa benci. Sedangkan di kalangan kulit hitam, cerita penderitaan menonjol, tapi mereka juga memilih cara postcolonial, yakni diam. Bagaimana karya literatur Afrika Selatan merefleksikan kenyataan yang ada?

Saya pikir, sastra mewakili hal baru, masyarakat baru. Sekarang orang bisa menulis apa adanya. Tapi, pada masa rezim apartheid, kondisinya surealis, karena penguasa yang menindas.

Apakah Anda bisa dikatakan lebih mewakili kulit hitam?

Sebelum 1994, suara kaum kulit hitam sunyi, saya mencoba menggalinya. Saya mencoba mewawancarai orang di bawah tanah untuk naskah berita. Setelah 1994, semua berubah, saya leluasa bicara kepada mereka, dan mereka bisa bertanya tentang diri mereka.

Apakah puisi Anda mewakili Afrika Selatan?

Tidak semua, ada beberapa menyangkut masalah wanita dan tidak menyentuh Afrika keseluruhan. Tapi saya selalu mencoba membawa suara-suara perempuan Afrika Selatan.

Satu puisi dalam Country in Grief and Grace adalah gambaran terkini tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Kami menggunakan puisi ini untuk menanyakan pemaafan dari korban rezim apartheid.

Mengapa puisi Anda selalu menampilkan kesedihan?

(Tertawa) Pikiran saya tidak pernah bahagia. Itu sangat mempengaruhi saya. Saya sangat serius dan bekerja keras melawan pemerintah apartheid Afrika Selatan. Tapi sekarang karya saya tidak melulu sedih.

Apa arti Afrika Selatan bagi Anda?

Kami butuh waktu, kini kami sedang meniti. Awalnya, kami mengira hanya membersihkan dari apa yang dilakukan rezim apartheid. Kini, kami ingin menyingkirkan apartheid. Kami membersihkan peraturan-peraturan yang tidak adil (terhadap suatu kelompok masyarakat). Setiap orang harus berubah.

Evieta Fadjar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus