Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta -ARTJOG tahun ini menampilkan karya utama berupa rajutan benang bernuansa alam bawah laut dalam ukuran besar ciptaan seniman asal Bandung, Mulyana.
Rajutan bertema kehidupan bawah samudra itu menjadi Commision work hingga Juni 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bursa pasar seni rupa ini mengusung tema Enlightment atau pencerahan, yang punya arti upaya mengusir kegelapan ke dalam terang. Seperti tahun lalu, ARTJOG kali ini melibatkan dua kurator, yakni Bambang ‘Toko’ Witjaksono dan Ignatiu Nilu.
ARTJOG dibuka dengan penampilan sejumlah musikus, di antaranya Kua Etnika yang berduet dengan Endah Laras.
Karya utama Art Jog ciptaan Mulyana berupa serangkaian rajutan berbentuk koral dan terumbu karang berwarna warni menggunakan 5 ribu lebih gulung benang. Ia melibatkan 70 ibu-ibu Sorogenen, yang biasa merajut. Rajutan benang raksasa itu akan melekat pada kerangka berbentuk paus. Ada juga rajutan sekumpulan ikan mirip bentuk ledakan-ledakan bom atom. Kerangka berbentuk paus kata Mulyana menyimbolkan kematian.
Lewat karya itu, Mulyana hendak mengajak orang untuk menyelami sesuatu lebih dalam. “Karya saya bicara kontradiksi keindahan dan ketakutan,” kata Mulyana.
Dalam sejarah dunia, pencerahan punya arti rasionalisme dan humanisme di Eropa pada abad ke-18. Pencerahan melahirkan gagasan tentang kedaulatan manusia (individu), perluasan ilmu pengetahuan, dan pemisahan negara dan agama. Di Indonesia gambaran tentang pencerahan misalnya muncul pada semangat Kartini yang memiliki gagasan tentang pembebasan manusia. Dari situlah kemudian ARTJOG melihat seni dengan prinsip kebebasan berekspresi adalah bagian penting dari proyek pencerahan.
Kurator ARTJOG Bambang ‘Toko’ mengatakan ada 54 seniman yang terlibat dalam acara ini. Karya mereka di antaranya berupa karya seni instalasi, lukisan, video, dan patung. Ada sejumlah nama seniman yang tidak asing dan karyanya mondar mandir tampil di ARTJOG. Mereka di antaranya Eko Nugroho, Handiwirman, Heri Dono, dan Nasirun. “Beberapa karya mereka segar dan mempermainkan penonton,” kata Bambang.
Dia mencontohkan karya seni instalasi ciptaan Handiwirman berbentuk tali yang dililitkan di atap ruangan yang melengkung. Tali-tali itu seperti karet gelang dalam ukuran besar. Karya berjudul Toleranintoleransi. Ada juga karya Eko Nugroho berjudul Carnival Trap. Karya Eko menggunakan barang-barang bekas, seperti tutup kaleng dan entong.
Di bagian seniman luar negeri, Ignatia Nilu menyebut ada sembilan dari enam negara yang ikut serta. Mereka di antaranya Ronald Ventura, seniman asal Filipina yang populer dan diperhitungkan di dunia seni rupa. Ia menerjemahkan tema pencerahan dengan membuat seni instalasi berbentuk kapal dan video. “Itu simbol seseorang tersesat di laut,” kata Ignatia.
Ronald yang juga pernah tampil di ARTJOG tahun sebelumnya kali ini akan menampilkan sembilan lukisan yang menggambarkan jejak peradaban manusia. Karya ini menjelaskan bagaimana manusia belajar dari masa lalu untuk mendapatkan pencerahan. Ada pula seniman asal Jepang, Hiromi Tango yang akan menyuguhkan rajutan dari benda-benda yang ia temukan. Karyanya berjudul Healing Garden sekaligus bicara tentang seni sebagai terapi bagi manusia. Ia kerap melibatkan disabilitas dalam karyanya. Ia akan mengajak audiens untuk membuat karya instalasi berbentuk bunga itu.