Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Rehal-bambang bujono

Pengarang: ivan illich. jakarta : sinar harapan, 1982. (bk)

2 Juli 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEBAS DARI SEKOLAH Oleh: Ivan Illich Penerbit: Sinar Harapan, Jakarta, 1982, 151 halaman. UKU ini terjemahan buku lama, Deg schooling Society (1972). Tapi pandangan penulisnya, Ivan Illich, demikian radikal hingga tetap berharga sebagai gagasan yang harus diperhitungkan bila orang mengkaji kembali arti sekolah. Illich, 57 tahun, pastor kelahiran Wina, yang kemudian bekerja di Amerika Serikat dan Meksiko, antara lain, memang langsung mempersoalkan segi gelap persekolahan. Sekolah, menurut pastor ini, telah tumbuh menjadi lembaga otoriter "yang menentukan arah hidup, membentuk pandangan hidup, dan menetapkan apa yang wajar dan tidak" bagi murid -- dan dengan demikian juga bagi masyarakat. Sekolah yang mengelompokkan anak-anak berdasarkan usia mengakibatkan diskriminasi bagi anak-anak miskin. Sebab dari sistem itu lalu timbul istilah "masa kanak-kanak". Maka bagi seorang anak yang tak sempat sekolah atau yang putus sekolah dan harus mulai bekerja seperti orang dewasa, akan dipandang sebagai anak yang malang. Bagi Illich, guru mirip polisi kurikulum. Guru akan menghukum murid yang mempunyai pengetahuan tak sesuai dengan kurikulum. Pintar dan bodohnya murid ditentukan penguasaannya terhadap kurikulum yang sudah ditentukan itu. Maka ilmu pengetahuan di sekolah disempitkan artinya menjadi hanya kurikulum. Kelanjutannya, ilmu pengetahuan menjadi tampak lebih cemerlang karena dibungkus ijazah dan diperoleh dari sumber yang memberikannya secara profesional. Lalu apa maunya pastor keluaran Universitas Gregoriana, Roma ini? Penghapusan sekolah dari masyarakat! Sebab bagi Illich kelanjutan logis dari sistem sekolah sekarang ialah "kamp konsentrasi untuk mencegah tumbuhnya anak-anak nakal." Banyaknya tanggapan terhadap gagasan Illich menyebabkan dua tahun kemudian, 1974 terbit bukunya yang kedua: After De chooling, What? Sebenarnya saja buku terakhir itu hanya merupakan penjelasan yang lebih gamblang dari pikiran Illich. Kesimpulan samar-samar dalam buku pertama menjadi jelas dalam buku kedua. Menjadi jelas kemudian yang menjadikan pastor ini, yang juga ahli sejarah, demikian keras mengecam sistem sekolah. Sistem sekolah telah mengubah "kebutuhan belajar menjadi keharusan bersekolah," tulisnya dalam buku kedua. Dan itu menyebabkan pandangan terhadap ilmu pengetahuan pun berubah. Ilmu pengetahuan bukan lagi "sesuatu yang bersifat akrab, merupakan hubungan timbal balik, dan merupakan satu pengalaman hidup." Tapi menjadi "produk yang dibungkus secara profesional, sesuatu yang bisa dijual-belikan, dan mempunyai nilai abstrak." Di tengah masalah pembaharuan kurikulum dan rencana pemerintah untuk melaksanakan wajib belajar tahun depan. Bebas Dari Sekolah memang asyik dibaca. Apalagi bila dilengkapi dengan After Deschooling, What? itu. Bambang Bujono.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus