BAYANG-BAYANG KOBRA Penulis: Richard Nevile dan Julie Clarke Penerbit: PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1990, 560 halaman BAYANG-Bayang Cobra, yang menceritakan perjalanan hidup dan kejahatan Charles Sobhraj, adalah suatu biografi yang ditulis oleh dua orang wartawan. Cerita bermula dari Alain Bernard, seorang sarjana hukum, yang tertarik untuk mengunjungi penjara Poissy di Paris secara berkala setelah membaca berita tentang Charles Sobhraj di majalah Paris Match. Dengan teknik flashback, cerita pun ditarik ke belakang untuk menelusuri masa kecil Charles Sobhraj dan sepak terjangnya di dunia hitam. Charles Sobhraj adalah anak blasteran saudagar India dengan pembantu wanita Vietnamnya. Sobhraj menolak hidup bersama ayah angkatnya, seorang tentara Prancis yang pernah bertugas di Vietnam. Dengan obsesi untuk hidup mewah bersama ayah kandungnya, Charles Sobhraj memulai petualangannya untuk mencoba meninggalkan Paris menuju Saigon. Di sini, ia mulai berhubungan dengan polisi karena masalah kewarganegaraannya mempersulit proses pemilikan paspor. Ia memulai sepak terjangnya pada usia 13 tahun, ketika ia bersama adiknya menggondol makanan dari sebuah toko di Paris. Ia kemudian "berkembang". Mula-mula, ia membeli pistol untuk menodong kaum ibu. Lalu, menggarap para turis di daerah Asia Selatan pada 1970-an. Setidaknya 15 orang telah tewas di tangan Sobhraj. Kedua penulis buku ini mencoba memaparkan Charles Sobhraj sebagai seorang psikopat berkepribadian ganda, yang disadari oleh Sobhraj sendiri. Satu sisi berisi logika, kecendekiawanan, dan alam rohani, sedangkan sisi yang lain adalah sisi lemah yang berisi emosi-emosi. Ketika ia meringkuk di penjara Evereux, Prancis, karena mencuri mobil, ia membaca buku karakterologi Rene Le Sene setelah berpendapat bahwa Tuhan tidak ada lagi. Karakterologi Le Sene kemudian dijadikan alat dalam menaklukkan korban-korbannya. Itulah sisi logikanya. Sedangkan sisi emosinya adalah keinginannya hidup hura-hura. Bayang-Bayang Kobra memang karya jurnalistik yang padat dengan data dan deskripsi, tetapi justru tidak menampilkan sosok psikopat dan kesadisan Charles Sobhraj, seperti yang tertulis di sampul belakang buku ini. Charles Sobhraj tergambar tidak lebih sebagai seorang penjahat yang ingin hidup mewah dengan cara gampang. Liston P. Siregar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini