Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aktor film, Reza Rahadian mengharapkan pemerintah lebih memperhatikan sektor film. Kemenangan film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas yang meraih penghargaan tertinggi Golden Leopard di Festival Film Locarno, Swiss pada Sabtu, 14 Agustus 2021, seharusnya menjadi momentum pemerintah untuk lebih memperhatikan industri film.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Reza, saat ini Indonesia sedang mendapatkan banyak hadiah. “Dari olimpiade dapat emas, film kita dapat emas, olimpiade matematika juga dapat emas,” katanya kepada Tempo melalui telepon, Ahad, 15 Agustus 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kado istimewa di tengah kesulitan rakyat Indonesia menghadapi pandemi ini, kata Reza, seharusnya menjadi harapan dan angin segar bagi semua orang Indonesia. “Jadi, harusnya pemerintah, dalam hal ini Presiden Jokowi, agar memberi perhatian secara equal dan merata, tidak hanya ke salah satu sektor saja."
Ketua Komite Festival Film Indonesia atau FFI 2021 ini mengingatkan, momentum mendapatkan emas dari olimpiade di berbagai sektor ini belum tentu bisa terulang. Padahal, sudah sewajarnya keinginan manusia adalah sejarah yang bagus ini harus berkelanjutan.
Reza Rahadian berperan sebagai Budi Baik di film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Dok. Palari Films.
Ia menjelaskan, cara agar sejarah ini bisa berkelanjutan jika ada dukungan yang lebih besar dari pemerintah. "Perhatian, rasa kasih sayang sama, bahwa kita sama-sama orang Indonesia yang berjuang di berbagai macam sektor,” ucapnya.
Berbagai keunggulan Indonesia di mata dunia, kata dia, seharusnya ditonjolkan. “Banyak lho seni Indonesia yang mendunia, contohnya paduan suara, memang di ajang festival dunia itu sudah sering banget, seni tari, pertunjukan teater, banyak sekali kontribusinya bagi Indonesia. Tapi sekali lagi, euforianya tidak sebesar atlet menang di olimpiade."
Reza yang berperan sebagai Budi Baik, preman jago silat di film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas ini, menilai, perhatian pemerintah terhadap industri seni kurang. Ia masih berharap, pemerintah bekerja terus untuk memberikan perhatian lebih kepada semua sektor.
Sahabat Bunga Citra Lestari atau BCL ini berharap kemenangan Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas dalam Festival Film Locarno dapat membuka kesadaran pemerintah bahwa film bisa digunakan sebagai alat diplomasi budaya. Film, sebagai salah satu produk budaya, yang bersifat padat karya, seharusnya bisa dimanfaatkan sebagai alat diplomasi paling kuat untuk kita berbicara tentang Indonesia di tingkat global.
Poster film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Foto: Twitter.
"Negara Korea, Cina, India, bahkan Amerika Serikat menggunakan film sebagai alat diplomasi juga. Kesadaran ini belum terlalu tumbuh," katanya. Padahal, film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas ini bisa memberi energi dan harapan, di tengah sulitnya menghadapi pandemi.
"Mudah-mudahan kemenangan ini menjadi semangat bagi teman-teman sineas agar tetap optimistis membuat karya di tengah situasi yang sulit untuk banyak orang ini," ujarnya.
Menurut Reza, film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas garapan sutradara, Edwin ini masih akan melanjutkan pertarungannya di Festival Film Toronto di Kanada. “Dalam waktu dekat, kita masih ada Toronto Film Festival dan itu juga salah satu festival film terbesar di dunia," ucap pemeran B.J. Habibie dengan sempurna itu.
Apakah Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas akan terus berlanjut hingga Academy Awards untuk memperebutkan Piala Oscar? Reza mengatakan, terpilihnya sebuah film berlaga di Oscar sangat tergantung oleh komite Academy Awards.
"Tergantung, kita enggak bisa bilang apakah ada kemungkinannya. Itu tergantung apakah kita dipilih oleh komite seleksi Oscar di Indonesia atau tidak," katanya. Reza Rahadian menyatakan optimistisnya bahwa di festival film manapun, Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas masih akan berlanjut. "Masih bisa keliling di beberapa festival film dunia di beberapa lainnya."