Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua buah miniatur kunci mobil berukuran raksasa tegak menyandar di dinding. Pada sisi dinding lain terpampang puluhan iklan undian berbagai produk, mulai tabungan hingga promosi belanja di hipermarket. Semua memberikan hadiah utama sama: mobil mewah.
Ya, mobil tak lagi menjadi alat fungsional. Bahkan, untuk sekadar pulang kampung di kala Lebaran pun, orang rela melepas fulus demi memperoleh mobil idaman. Tak perlu membeli mobil, cukup menyewa untuk sepekan saja. Dan dijamin harga diri langsung meroket di mata kerabat dan tetangga.
Hasrat berkendara inilah yang menjadi tema utama pameran Art Lab Ruang Rupa. Mengambil tajuk ”Musafir”, pameran ini menggelar berbagai karya dalam medium fotografi, buku, brosur, obyek, ataupun teks di Ruang Rupa, Jalan Tebet Timur Dalam Raya Nomor 6, Jakarta Selatan, pada 24 Agustus hingga 6 September 2008.
”Garis besar proyek Art Lab hingga 2010 berfokus pada mobilitas, yang bergerak yang berpindah, menyikapi perilaku individual masyarakat kota besar, seperti Jakarta,” ungkap Direktur Artistik Art Lab I, Reza Afisina.
Pameran ”Musafir” melibatkan sepuluh seniman, sembilan di antaranya dari Indonesia: Ade Darmawan, Ardi Yunanto, Ari Dina Krestiawan, Ary Sendy, Indra Ameng, Julia Sari Setiati, Mirwan Andan, Reza Afisina, dan Ugeng T. Moetidjo.
Gugatan atas perilaku masyarakat urban dalam berkendara tersuar dalam berbagai instalasi karya. Seperti terlihat pada karya teks dan foto Ardi Yunanto, Mirwan Andan, serta Ugeng T. Moetidjo. Berbagai foto mobil terparkir manis di depan halaman rumah masing-masing. Namun mobil-mobil itu tak berada di dalam rumah. Ya, para pemilik kendaraan memang mampu membeli mobil, meski tinggal di gang sempit.
”Kendaraan (baca: mobil) dipakai tidak sekadar sebagai alat transportasi, tapi lebih menjadi mimpi sebuah kesuksesan. Mimpi kesuksesan keberhasilan di kota atau keluarga bahagia, ya lu musti punya mobil,” ucap Indra Ameng.
Gugatan atas ketimpangan gender pun dilayangkan fotografer Julia Sari Setiati. Sebuah kalender 2009 menampilkan beragam persona laki-laki dan tunggangannya. Judul karyanya pun memikat: Cowok-cowok Otomotif. ”Karya ini muncul karena hampir semua iklan, kalender, ataupun pameran mobil menggunakan perempuan untuk memikat. Saya jadi gemas sendiri, padahal saat ini perempuan pun banyak yang mampu membeli mobil dari saku mereka sendiri,” kata Sari.
Sita Planasari
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo