Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
DI Paviliun Indonesia, di area seluas sekitar 250 meter persegi dalam bangunan tua Arsenale di Venesia, Italia, selembar kertas raksasa tergantung dari ujung ke ujung, memotong ruang ke dalam dua bagian besar: atas yang terang-benderang dan bawah yang remang. Pada bentang itu, gravitasi terekam dalam satu lengkungan halus dan panjang, seperti sebuah isyarat yang pelan dan penuh perhitungan. Pengunjung dapat berjalan "menembus" ke tengah-tengah kurva melalui celah yang ditorehkan pada kertas atau muncul di sebuah lubang, sedikit di tepi, untuk memperoleh perspektif yang berbeda-beda dari bentang putih tersebut.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo