Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Semalam dengan sb

Sutradara : nico pelamonia produksi: pt tuti mutia film pemain : kusno soedjarwadi, nozie nani, dll resensi oleh: salim said. (fl)

10 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEMALAM Dl MALAYSIA Cerita: Tuti Mutia Rasidi Skenario: Frank Rorimpandey Sutradara: Nico Pelamonia *** FILM-FILM produksi PT Tuti Mutia Film biasanya tidak tergolong tontonal1 yang terlalu "ramah" kepada penonton. Di tengah-tengah hiruk-pikuknya para pembuat film menjala uang lewat film-film mereka yang kebanyakan afdruk kilat di siang bolong, Tuti Mutia dengan Nico Pelamonia masih hadir dengan film-film macam Yang Jatub Di Kaki Lelaki Anjing-Anjing Geladak dan Laki-Laki Pilihan. Tapi pilihan berselera baik itu kemudian mengalami jalan nasib yang lain. Ketika film reritanya Seorang Perempuan muncul di depan publik, kelemahannya jelas bukan cuma soal teknis. Pengalihan laboratorium dari Tokyo ke Hongkong memang terpaksa mempengaruhi kwalitas film. Tapi alasan penghematan, nampaknya bukan satu-satunya soal di sini. Dan dari Hongkong itu pula PT Tui Mutia Film mendapatkan pasangan baru untuk sebuah kerja sama: Run Mc Shaw, raja film Mandarin, pemilik Shaw Brothers (SB) yang masyhur. Lahirlah film Semalam Di Malaysia. Dibuka seiring dengan lagu ciptaan Saiful Bahri (dulu lagu ini masygul sebagai Semalam di Malaya lewat suara Said Effendi), produksi bersama SB dan TMF ini berkisah tentang sepasang remaja yang bercintaan namun malang dan sekaligus juga beruntung. Victor Abdullah alias Jarot adalah penyanyi Malaysia terkenal, berjumpa dengan Sandra alias Salmah, penyanyi Indonesia terkenal, pada sebuah pesta musik di Kuala Lumpur. Mereka bercintaan, tentu. Tapi akhirnya tidak bisa kawin lantaran mereka saudara kandung. Kisah macam begini tentu saja bisa terjadi di mana-mana dan kapan saja. karena itulah maka cerita seperti ini bisa pula dinikmati lewat layar televisi awal Desember tahun silam. Cuma pada yang terakhir ini, rasanya yang disebut sebagai pengarang naskahnya adalah pejabat Departemen Agama yang bernama Drs Masbuchin. Bedanya tentu saja ada, sebab jelas Semalam Di Malaysia ada menggunakan unsur-unsur bukan domistik, ya Malaysia itu. Menjadi Kuli Walhasil, maka Jarot yang ketika herumur sekitar 5 tahun itu terdampar di pantai Malaysia, sebenarnya adalah putera Marto (Kusno Soedjarwadi), nelayan Jawa Timur yang sial dalam pelayarannya ke Pontianak. Tidak sampai tenggelam, Marto yang malu pulang ke desanya memilih menjadi kuli di Jakarta, sementara isterinya, mBok Ruminah (Rina lassim) yang ditinggal dalam keadaan hamil tua, akhirnya juga terdampar di Jakarta dengan bayi perempuannya yang mungil dan bernama Salmah. Kebetulan Jarot punya bakat menyanyi. Kebetulan ia dipungut oleh orang kaya. Salmah yang kebetulan juga punya bakat tarik suara, juga kebetulan dipungut oleh keluarga kaya. Kombinasi kebetulan demikian bisa diduga juga akibatnya, bukan? Supaya lebih drastis, mBok Ruminah yang jadi babu pada rumah yang mengangkat Salmah jadi puteri tunggalnya (setelah nama Salmah menjadi Sandra), harus pula menahan diri ketika Victor Abdullah muncul sebagai pacar Sandra. Jarot seharusnya bisa curiga terhadap perempuan tua itu, lantaran ia toh berangkat berlayar ketika sudah berusia yang membuatnya kemudian mampu mengenali ayahnya. Seperti lainnya film-film Indonesia yang gemar bersedih-sedih, juga kesempatan mengalirkan air mata ini diaransir dengan mengumpulkan seluruh pelaku film. Mbok Ruminah yang cedera ketika mencoba meyakinkan Sandra bahwa Victor adalah abangnya, dipaksa terbaring di ruang tengah menantikan ajalnya. Ajal tiba setelah terjadi reuni keluarga yang disaksikan oleh tuan rumah, tamu dari Malaysia serta tetnanteman Marto yang selalu kumpul di warung Mang Udel (yang tentu saja selalu kocak itu). Untuk film dengan sutradara Nico Pelamonia, kumpulan kebetulan dan kesedihan yang teraransir, sebenarnya bisa dihindarkan agar tontonan tidak jadi film Malaya tahun limapuluhan denan tata rias yang ceroboh dan iringan musik seadanya dan editing yang kurang bersih. Bisa saja terjadi pertemuan Jarot (dimainkan oleh Sam Trio Bimbo) denan Salmah (dimainkan oleh bintang Malaysia Nozie Nani) di Kuala Lumpur sana. Tapi karena keduanya sudah dibikin jadi penyanyi tenar oleh si empunya kisah, maka soal jadi lebih sederhana, dan cara lain tak mungkin lagi. Penyederhanaan-penyederhanaan macam inilah sebenarnya yang membuat banyak film kita arti fisial dibuat-buat, lalu tidak meyakinkan. Mudah-mudahan saja penyederhanaan macam ini tidak akan jadi ciri khas Tuti Mutia Film, sebab Semalam Di Malaysia ini toh hasil dari sebuah kerja sama. Dan supaya tidak ribut di belakang hari, pasangan dalam kerja sama meman tidak harusnya dikecewakan, bukan? Apa lagi kalau soal pemasaran yang lebih luas ada pula terbayang di balik senyuman Run Me Shaw. Salim Said

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus