Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Berita Tempo Plus

Suara Literasi dalam Singaraja Literary Festival

Singaraja Literary Festival diadakan bagi pencinta sastra. Kota ini banyak melahirkan cendekiawan.

8 September 2024 | 00.00 WIB

Pentas tari dalam gelaran Singaraja Literasi Festival di Gedong Kirtya, SIngaraja, Bali. 24 Agustus 2024. Dok. SLF
Perbesar
Pentas tari dalam gelaran Singaraja Literasi Festival di Gedong Kirtya, SIngaraja, Bali. 24 Agustus 2024. Dok. SLF

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Singaraja Literary Festival digagas untuk membangkitkan intelektualitas pencinta sastra di Kota Singaraja.

  • Sejarah mencatat Singaraja sebagai pusat intelektualisme Bali pada masa lampau.

LUKISAN potret hitam-putih Tuan Dertik—julukan masyarakat Bali bagi linguis Belanda, Herman Neubronner van der Tuuk (1824-1894)—menyambut pengunjung di atas pintu ruang pameran Gedong Kirtya. Museum dan perpustakaan naskah lontar yang didirikan di Kota Singaraja pada 1928 ini dibuka dari Senin sampai Jumat. Namun pada Ahad, 25 Agustus 2024, Gedong Kirtya membuka pintunya lebar-lebar untuk tetamu. Pengunjung bahkan tidak dikenai tiket masuk seperti biasa. 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Suara Literasi dari Gedong Kirtya"

Arif Bagus Prasetyo

Kritikus sastra

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus