Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sweater merah One Black Sheep milik mendiang Putri Diana terjual seharga US$ 1,14 juta atau sekitar Rp 17,5 miliar di rumah lelang Sotheby’s, New York, Amerika Serikat pada Kamis 15 September 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jadi sweater termahal di dunia, fashion item ini merupakan salah satu pakaian rajut paling ikonik sepanjang masa yang pernah dimiliki oleh anggota keluarga kerajaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Semasa hidupnya, Ibu dari William dan Harry ini memang kerap menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang, termasuk gaya berbusananya. Hingga kini, outfit yang pernah dipakai olehnya tetap abadi dan tak lekang oleh waktu. Namun sekarang, seseorang memiliki peninggalan bersejarah yang paling terkenal dari Putri Diana itu.
Dikutip dari Harper’s Bazaar, sebagai bagian dari lelang ikonik Fashion Icons, jumper (baju rajut) milik Diana itu dijual bersama dengan dua surat yang mengungkapkan kecintannya pada pakaian tersebut.
Bahkan dalam salah satu suratnya, sang Putri menyebut jumper One Black Sheep itu adalah rajutan yang sangat disukai. Surat kedua berisi ungkapan terima kasih dari mendiang Putri Wales atas pakaian favoritnya.
Penampakan sweater milik Putri Diana yang akan dilelang ditampilkan di Sotheby's, London, Inggris, 17 Juli 2023. Sweater wol dengan motif domba itu akan dilelang dan diperkirakan bakal laku sekitar RP 752 juta hingga Rp 1,2 miliar. REUTERS/Rachel Adams
Sweater ikonik dari Warm & Wonderful
Sweater merah yang laku terjual itu merupakan sweater keluaran brand Warm & Wonderful. Diketahui Diana memakainya saat menemani Pangeran Charles pada pertandingan polo, Juni 1981 silam.
Sang pendiri Warm & Wonderful, Sally Muir dan Joanna Osborne juga turut mengenang sweater ikonik yang dipakai oleh Putri Diana. Mereka merasa takjub usai melihat Diana mengenakan busana rancangannya di halaman depan salah satu surat kabar mingguan.
“Setelah itu, pengaruhnya langsung berdampak besar yang menyebabkan lonjakan penjualan dan kesadaran masyarakat terhadap brand kecil kami, yang mana kami akan berterima kasih selamanya,” kata pendiri brand sweater tersebut.
Pada 1994, Warm & Wonderful berhenti memproduksi model sweater tersebut. Namun, Jack Carlson selaku direktur kreatif label pakaian asal Amerika Serikat Rowing Blazers membelinya kembali pada 2019. Ia mendekati Sally dan Joan karena kecintannya pada fashion Diana yang telah tumbuh sejak kecil.
“Diana adalah ikon gaya pribadi saya. Bagi saya, dia memikirkan tentang semiotika dan estetika di balik apa yang ia kenakan. Secara unik, Diana tampil bergaya street wear bahkan sebelum gaya ini menjadi tren. Dari semua yang pernah dia pakai, dua busana paling ikonik adalah Revenge Dress dan jumper Warm & Wonderful,” jelas Jack Carlson.
Model yang diterbitkan ulang dikenakan oleh Emma Corrin dalam serial Netflix populer The Crown di mana ia berperan sebagai Diana muda, dan langsung habis terjual di pasaran.
Menurut pandangan Cynthia Houlton selaku Global Head Sotheby, pilihan fashion mendiang Diana akhirnya mampu merepresentasikan identitasnya yang berkembang, dimulai sebagai anggota kerajaan yang pemalu dan pendiam, hingga akhirnya tumbuh sebagai perempuan yang percaya diri dan mandiri. Ia pun dinilai dapat mendobrak batasan dengan menggambarkan perubahan sosial dan mengembangkan persepsi feminitas.
INTAN SETIAWANTY | HARPER’S BAZAAR