Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Menjelang akhir 2017, Tempo kembali mengadakan kegiatan rutin yakni melakukan pemilihan terhadap sejumlah film dan sineas terpilih sepanjang periode Oktober 2016-November 2017 untuk diulas dalam edisi khusus Film Pilihan Tempo. Ada yang berbeda pada tahun ini, yaitu untuk pertama kalinya ajang pemilihan ini diangkat ke atas panggung Malam Penghargaan. Berkembangnya bentuk pemilihan ini, maka kegiatan tersebut lantas dinamakan Festival Film Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ada beberapa alasan mengapa pemilihan film pilihan Tempo ini terus berlangsung dan dikembangkan dalam bentuk malam penganugerahan. “Dalam pemilihan film, kamilah yang mencari film-film yang layak Tempo, para produser tak perlu mendaftar,” ujar Leila S. Chudori, salah satu juri dari Tim Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tim juri pun tak mensyaratkan keharusan film yang dinilai harus sudah ditayangkan di bioskop komersial. “Jika film tersebut sudah bisa disaksikan, kami menilainya. Sebuah film juga tak harus melalui badan sensor,” lanjut Leila.
Sehingga menurutnya, jika ada film yang diputar berkeliling komunitas atau festival-festival maka film tersebut bisa dinilai.
Selain itu, dari sisi produksi film, selama film produksi Indonesia, maka kebangsaan sutradara dan pemain tidak menjadi halangan bagi tim juri untuk memberikan penghargaan. “Karena mereka adalah bagian sah dan penting dari sebuah karya.”
Film Pilihan Tempo, berawal dari bagian Edisi Khusus Millenium 2000. Kala itu sebuah edisi khusus pertama diterbitkan majalah Tempo. Di edisi tersebut, Tempo memutuskan memilih berbagai tokoh yang dianggap berprestasi 10 tahun terakhir pada setiap bidang kesenian, termasuk Film.
Beberapa tokoh perfilman yang dipilih saat itu di antaranya Mira Lesmana yang dianggap membangkitkan perfilman Indonesia yang lesu di tahun1990-an; Shanty Harmayn yang mengembalikan tradisi penonton ke bioskop melalui ajang JIFFEST (Jakarta International Film Festival), dan Garin Nugroho yang dianggap tetap berproduksi film meski situasi perfilman macet setelah Festival Film Indonesia sempat terhenti.
Setelah itu, Film Pilihan Tempo –berikut Buku Sastra, Seni Pertunjukan, Musik, Seni Tari –menjadi sebuah kegiatan rutin akhir tahun. Beberapa film yang pernah dipilih di antaranya: Opera Jawa (Garin Nugroho), Mereka Bilang Saya Monyet (Djenar Maesa Ayu), Janji Joni (Joko Anwar), The Raid (Gareth Evans), Pintu Terlarang (Joko Anwar), About a Woman (Teddy Soeriaatmadja), Istirahatlah Kata-kata (Yosep Anggi Noen) pernah dinobatkan sebagai Film Pilihan Tempo.
Pada tahun 2010, pilihan dikembangkan kepada Sutradara, Skenario, Aktor, Aktris, Aktor Pendukung, dan Aktris Pendukung Pilihan Tempo. Nama-nama Ayushita Nugraha, Raihaanun, Wulan Guritno, Christine Hakim, Marissa Anita, Donny Damara juga pernah menghiasi halaman majalah Tempo sebagai para aktor-aktris piihan saat itu.
Tahun ini Film Pilihan Tempo kembali diadakan dan sejumlah judul film dan nama sutradara serta aktor telah diseleksi oleh dewan juri yang terdiri dari tim internal Tempo beserta Seno Gumira Ajidarma, dan Adrian Jonathan Pasaribu. Proses penjurian telah berlangsung dan pembacaan nominasi akan digelar pada Kamis, 16 November 2017 di Kantor Temo, Jalan Palmerah Barat Nomor. 8. Sedang malam penganugerahan akan dilaksanakan pada 27 November di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan.