Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Tentang cinta - atau roda

Sutradara: dasri yacob. produksi: pt. bola dunia film pemain: roy marten, ami priyono, tuti kirana, resensi oleh: yudhistira anm massardi. (fl)

7 Juli 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RODA-RODA GILA Sutradara: Dasri Yacob Produksi: PT Bola Dunia Film INI cerita tentang seorang muda juara balap motor Troy namanya (Roy Marten). Anak tukang reparasi arloji (Ami Priyono), digandrungi banyak perempuan, termasuk seorang tante (Tuti Kirana). Juga seorang cewek SMA, Ingrid (Yatti Octavia). Ibu Ingrid, yang tahu bahwa si muda seorang jigolo, melarang mereka berhubungan -- dan karena itu justru Troy menggagahi si gadis. Karena si juara tak mau tanggung jawab, terjadi perkelahian dengan abang Ingrid. Tapi bukan karena perkelahian itu bila akhirnya si juara menerima Ingrid -- melainkan karena "keinsafan". Itu saja. Yang menarik adalah sikap film itu, dibanding film Indonesia umumnya, dalam menghadapi masalah cinta di kalangan remaja. Troy tampil sebagai pemuda yang tegar dan tidak cengeng. Pantang menyerah dan sportif, kecuali dalam soal kehamilan si gadis tentu. Dan Roy Marten bermain bagus -- sangat bebas, mudah-mudahan bukan karena ia sendiri produsernya. Dialog ceplas-ceplos, tidak berbunga-bunga. Dan yang penting: BSF mau meloloskannya, meskipun memang tidak cabul. Misalnya: ketika Ingrid bertanya kepada Troy sehabis digagahi, jawaban si juara: "Itu dilakukan sukarela, sama-sama mau. Kalau kamu hamil itu urusan kamu. Kamu 'kan perempuan, wajar saja kalau hamil" . . . Sudah tentu film keempat yang disutradarai Dasri Yacob (37) yang pernah menjadi asisten Wim Umboh ini, sebagaimana kebanyakan film kita, banyak cacad. Terasa terlalu panjang (walau hanya satu setengah jam lebih) tanpa sanggup memberi akhiran yang baik pada beberapa konflik terbuka. Tapi sebenarnya tak hanya Dasri Yacob yang mengalami "kesulitan" itu. Di satu pihak ingin memberi detail yang memang perlu untuk mempertegas sosok para pelakunya, di pihak lain kesulitan selalu timbul jika hendak menghindari tumbuhnya ranting baru pada batang cerita. Celakanya, untuk mengatasi kesulitan itu kebanyakan dicari kemudahannya saja mematahkan cabang itu, dan jalinan cerita jadi terputus, meski batang cerita mungkin bisa diselamatkan. Yang dilewatkan dan menjadi kurang jelas dalam film ini misalnya siapa sebenarnya si tante yang kaya raya itu, serta bagaimana awal dan akhir hubungannya dengan Troy. Siapa pula orang yang memasang bahan peledak di sepeda motor Troy pada balapan di Surabaya. Untuk apa pula Troy termenung di pantai sesudah menyuruh Ingrid menggugurkan kandungannya, lantas kepada penonton disuguhkan gambar bayi dalam rahim dalam ukuran besar di tengah layar? Bukankah gambar bocah perempuan yang terkadang telanjang dan terkadang berpakaian (entah apa pula maknanya) ditambah lagi suara kanak-kanak yang menginginkan kehidupannya, sudah lebih dari cukup? Adegan akhir di gereja dalam pada itu terlalu panjang, selain kekanak-kanakan. Penonton memang bisa kecele dan gemas ketika tahu bahwa perkawinan Ingrid dengan lelaki lain serta munculnya Troy yang dengan ugal-ugalan membawa masuk motornya ke gereja dan naik-turun tangga, ternyata hanya khayalan. Ini hanyalah contoh sukarnya membatasi diri, pun dalam bercanda. Selain adegan itu persis bagian akhir film Graduate, walaupun di sana bukan khayalan dan Dustin Hoffman tak pakai motor. Atraksi Motor Rupanya Dasri Yacob memang menitikberatkan filmnya pada atraksi motor itulah. Ia terlalu asyik. Padahal ia sudah berhasil dalam pembatasan lokasi (separuh di arena balap dan sepertiga di rumah Troy) tanpa mengurangi hadirnya bentukan lingkungan. Jadinya ini memang film tentang balap motor -- meskipun judulnya sama sekali tidak menarik. Yudhistira ANM Massardi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus