Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Tiga Macan Asia Menguak Layar Lebar

Trio Iko Uwais, Tony Jaa, dan Tiger Chen membuat tontonan yang asyik.

6 April 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tony Jaa (kiri), Tiger Chen, dan Iko Uwais dalam syuting Triple Threat. imdb

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IKO Uwais, Tony Jaa, dan Tiger Chen bersatu di layar?

Keren!

Iko Uwais adalah lulusan tangan Gareth Evans dan meledak karena The Raid; aktor Thailand, Tony Jaa, dikenal penonton dunia karena trilogi Ong-Bak; sedangkan Tiger Chen adalah aktor martial art terkemuka yang memulai kariernya sebagai stuntman film klasik Crouching Tiger, Hidden Dragon (Ang Lee, 2000).

Bayangkan mereka beraksi dalam film baru karya Jesse V. Johnson. Kata “Triple” dalam judul itu adalah trio “jagoan” Jaka (Iko Uwais), Payu (Tony Jaa), dan Long Fei (Tiger Chen). Tapi sesungguhnya mereka bukan pahlawan; mereka adalah tiga lelaki berotot yang hanya setia kepada uang. Mereka, masing-masing, di dunia hitam dikenal sebagai pembunuh bayaran terkemuka.

Namun kita harus kilas balik dulu. Payu dan Long Fei disewa Devereaux (Michael Jai White), begundal bongsor lainnya, ke Thailand untuk membebaskan seseorang. Demi duit, Payu dan Long Fei menunaikan tugas itu tanpa mengetahui “seseorang” tersebut ternyata Collins (Scott Adkins), teroris yang bertanggung jawab atas pembunuhan massal pada masa lalu. Pada saat upaya pembebasan Collins, ketika Payu dan Long Fei malah dijebloskan ke tahanan, tembak-menembak dan pengeboman mengorbankan orang-orang desa sekitar, termasuk istri Jaka (Sile Zhang).

Jadi dengan mudah kita bisa menyimpulkan mengapa Jaka dengan dendam yang tertanam di dalam hatinya bergabung dengan Payu dan Long Fei—tentu saja setelah melalui perkelahian dan salah paham yang panjang karena Jaka menyangka Payu dan Long Fei adalah pembunuh istrinya.

Trio ini mengejar para anggota tim bongsor (baca: orang Amerika dan Australia yang pokoknya tinggi besar seperti pohon) dengan keribetan datangnya seorang sosialita, Tian Xiao Xian (Celina Jade), yang bermaksud ingin menyumbang ke Kota Mahajaya serta mengakhiri korupsi dan kriminalitas di kota tersebut. Para bos mafia Mahajaya tak nyaman atas hadirnya cewek baik ini, maka tim bongsor disewa untuk menghabisinya. Maka kejar-mengejar ini melibatkan seorang sosialita dan tiga macan Asia melawan kelompok bongsor bersuara alto yang dialognya berisi ancaman one-liner semacam “we will see” dan “I am watching you”.

Di luar sosok klise tim pembunuh bertubuh bongsor—lelaki alpha, maskulin, bersuara berat, dan tak mampu berdialog biasa-biasa saja—sebetulnya film ini asyik ditonton, terutama jika kamera sudah berfokus pada trio Iko, Tony, dan Tiger. Mereka liat, lincah, dan berkelebat seperti angin. Adegan perkelahian melawan salah satu begundal juga memperlihatkan keahlian martial art dari setiap aktor itu.

Mereka juga tampil seperti manusia biasa yang menangis—adegan Iko Uwais dan jenazah istri—atau masih punya rasa malu jika membicarakan masa lalu.

Mungkin sutradara Jesse V. Johnson sengaja membuat kontras dengan geng tubuh besar itu untuk makin memperlihatkan drama robot versus manusia.

Aktris Celina Jade kurang dioptimalkan kecuali kecantikannya yang memang jelita itu. Latar belakang mengapa dia memilih Mahajaya sebagai kota yang akan dibantunya tak terlalu digarap.

Hal lain yang menarik adalah dalam beberapa bagian yang memang dibutuhkan, misalnya saat Jaka berbicara kepada jenazah istrinya, atau pada sejumlah adegan, Iko tak dipaksakan harus berbahasa Inggris. Bahasa pengantar dalam film ini bercampur-campur sesuai dengan tokoh dan situasi. Ini membuat karakter Jaka yang diperankan Iko menjadi lebih meyakinkan.

Jika cerita dan skenario film ini bisa lebih ketat serta penokohan para penjahat tak klise, saya berharap tiga aktor ini bisa tampil lagi bersama-sama.

LEILA S. CHUDORI

 


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

imdb

 

Sutradara: Jesse V. Johnson

Skenario: Joey O’Bryan, Fangjin Song, Paul Staheli

Pemain: Tony Jaa, Celina Jade, Iko Uwais, Scott Adkins, Tiger Chen, ­Michael Jai White

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus