Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menari adalah aktivitas sejak kecil Gendis Wicaksono, 27 tahun. Tapi, ketika diajak bermain wayang orang, grogilah cucu mantan presiden Soeharto ini. "Karena aku tidak tahu apa-apa soal wayang," ujarnya kepada Ririn Agustia dari Tempo pekan lalu.
Selain itu, ia telah lama tak berlatih menari, sejak kuliah di luar negeri. Gendis baru menari lagi dua tahun lalu. Ditambah lagi, ia juga diminta nembang. Lengkap sudah alasan untuk membuat dirinya kurang percaya diri. "Makanya di awal-awal aku hanya berada di barisan belakang. Nembang juga ramai-ramai dulu," ujar anak Bambang Trihatmodjo dan Halimah ini.
Tapi kini rasa groginya menyusut jauh. Pada Oktober lalu, ia ikut pentas Wayang Orang Indonesia Pusaka dengan lakon Banjaran Gatot Kaca di gedung Unesco di Paris. Pekan lalu ia memerankan Dewi Arimbi dalam pergelaran Srikandi Ngedan di Gedung Kesenian Jakarta. Semuanya berkat latihan rutin seminggu tiga kali. Gerakannya yang tadinya kaku kini gemulai. Adapun kebutaannya dalam hal wayang telah dia sembuhkan dengan memelototi cerita pewayangan di Internet. Tapi satu hal yang belum dia tuntaskan: masalah nembang. "Kadang kalau lupa cuma aa-uu doang. Lip sync, he-he-he…," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo