Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Novelis Fira Basuki Baskoro, 40 tahun, sadar, tidak mungkin bisa menghidupkan kembali suaminya, Hafez Agung Baskoro, yang begitu dirindukannya. Namun ada satu rencana yang ia buat untuk mengenang keabadian cinta mereka. Ia mendirikan sebuah pondok pesantren di Kranggan, Bekasi, dengan nama suaminya, Pondok Al-Hafez. Pesantren itu bersebelahan dengan Masjid At-Tauhid, tempat ia dan Hafez menikah. "Di halaman masjid itu suami saya dikebumikan," kata penulis novel Pintu, Atap, dan Jendela ini, Senin pekan lalu.
Tanah pesantren itu adalah milik keluarga suaminya. Selain pesantren, di tempat itu akan dibangun panti asuhan. Kini pembangunannya sudah separuh jalan. Hampir setiap pekan Fira datang bersama sang putri, Kiad Sastra Baskoro, 3 bulan. "Kiad tersenyum jika dibawa ke sana," kata Fira.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo