Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

<font face=arial size=2 color=#ff9900>Muhammad Farhan</font><br />Suvenir Darurat

30 April 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH terjebak baku tembak di Kabul, Afganistan, pekan lalu, ­Muhammad Farhan, 42 tahun, dilanda "kepanikan" lain: belum beli oleh-oleh! Selama ini penyiar dan pembawa acara itu dikenal rajin menjinjing buah tangan dari luar negeri. "Apalagi ini pengalaman pertama ke daerah konflik. Biasanya ke negara yang senang-senang," katanya.

Penyiar radio Delta FM ini datang memberi pelatihan media bekerja sama dengan Kementerian Antinarkoba Afganistan. Sebelum serangan Taliban, dia sempat melongok ke pasar lokal. Farhan mencomot tas anyaman buat ibunda, kacang almond dan pistachio untuk istri tercinta, serta bendera Afganistan, yang bakal dia pajang di rumah. Tapi insiden keburu meletus dan Farhan belum menenteng apa pun untuk para "penadah" di Jakarta.

Dia lalu teringat: di dompetnya masih ada pecahan-pecahan kecil afgani—mata uang negara itu. Aha, tak ada barang, "mentah"-nya pun jadi. Uang kertas itu dia jadikan oleh-oleh. Suvenir "darurat" itu ternyata disambut hangat teman-temannya. Farhan tak lupa pamer bahasa ­Pashtun, walaupun hanya satu kata: tashakor. Terima kasih!

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus