Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tulisan besar "Pojok Gus Dur" terpampang di satu ruangan di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Di sinilah dulu Abdurrahman "Gus Dur" Wahid berkantor setelah lengser dari kursi Presiden RI pada 2000. Ruangan itu kini dibuka untuk umum, dan diresmikan dua pekan lalu oleh Ketua PBNU Said Aqil Siradj.
"Keluarga Gus Dur minta izin mengelola ruangan ini," kata Said, yang menyebut tempat itu "ruangan keramat". Ruangan yang terdiri atas perpustakaan dan ruang kerja itu, katanya, akan mengingatkan orang pada cita-cita dan idealisme Gus Dur. Di perpustakaan terdapat semua buku dan audio koleksi Gus Dur, yang hanya bisa dinikmati di tempat.
Istilah "keramat", menurut Said, dirujukkan pada tempat yang sering diduduki seseorang yang memiliki karomah, atau kelebihan, karena kebesaran spiritualitasnya. Ada satu pengalaman yang membuat Said teringat pada karomah Gus Dur. Dulu Gus Dur pernah berkata kepadanya, "Sampeyan nanti jadi Ketua PBNU pada umur 56 tahun." Ternyata benar. Saking hormatnya kepada Gus Dur, Said selalu bersikap sopan bila berada di ruangan itu. Misalnya, "Saya tidak berani duduk di kursi Gus Dur," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo