Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

<font face=arial size=2 color=#ff9900>Slamet Rahardjo Djarot</font><br />Wasiat Abu Teguh Karya

17 Oktober 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KERAMAIAN terlihat di sanggar Teater Populer di Jalan Kebon Pala I, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat tiga pekan lalu. Hari itu ada peringatan 77 tahun kelahiran mendiang Steve Liem—lebih dikenal sebagai Teguh Karya—pendiri sanggar. Ada haru dan tawa ketika Slamet Rahardjo menuturkan wasiat Teguh, sebelum wafat pada 11 Desember 2001.

"Teguh meminta saya menguburkan abu jenazahnya di sini," kata Slamet seraya menunjuk kuburan di pojok rumah tempat kelompok itu biasa berlatih. "Kamu yang harus turun sendiri untuk menanamnya," ujar Slamet, menirukan wasiat Teguh. Persoalannya, Slamet bingung, bolehkah umat Kristen dikremasi. Beberapa pendeta, termasuk pendeta asing yang dia kenal, menggelengkan kepala. Akhirnya Slamet bertemu dengan seorang pendeta Jawa di sebuah gereja di Rawamangun, Jakarta Timur. Pendeta itu menegaskan bahwa kremasi boleh dilakukan. "Ternyata pendeta Jawa lebih pintar daripada pendeta-pendeta asing itu," kata Slamet, 62 tahun.

Seusai kremasi, Slamet membawa pulang abu jenazah Teguh. Alangkah kagetnya dia ketika menemukan bahwa lubang itu kini bukan sedalam tiga meter, tapi lima meter. Rupanya, Teguh belakangan minta seorang tukang memperdalamnya. "Biar ada ruang yang cukup lega untuk mengetik skenario," kata Slamet, lagi-lagi menirukan Teguh.

Apa boleh buat, wasiat sang guru harus tetap dipenuhi. Slamet pun masuk ke lubang selebar 8 x 8 meter itu. Meski banjir keringat, ia berhasil mengubur abu jenazah Teguh tiga hari setelah ia wafat. Dia juga meletakkan epitaf bertulisan "Kreativitas Tidak Boleh Mati" di atasnya, sesuai dengan wasiat Teguh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus