Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DUTA Besar Indonesia untuk Republik Cek, Salim Said, panik gara-gara Internet. Ceritanya, pada 5 September lalu, ia menerima surat elektronik yang mengaku dari situs Hotmail. Surat itu meminta mantan wartawan senior ini mengisi data pribadi. Data itu terdiri atas nama, password, hingga daftar koleganya. ”Dasar gagap teknologi, ya saya isi saja. Saya percaya e-mail itu dari Hotmail karena ada logonya,” ujarnya kepada Tempo. Apalagi surat elektronik itu mengancam bila Salim tak mengisi data itu, akunnya di Hotmail akan ditutup.
Sehari kemudian Salim tak lagi bisa membuka e-mail-nya. Ia pun membuat akun baru di situs berbeda dan mengirimkan pesan ke seluruh kolega. Ternyata, surat dari Hotmail hanyalah akal-akalan bandit asal Nigeria. Seluruh rekan yang ia hubungi mengaku menerima surat yang meminta bantuan uang untuk Salim US$ 1.500 (sekitar Rp 15 juta). Menurut surat itu, Salim sedang mengikuti seminar di Nigeria dan kecopetan.
Untung saja para kolega Salim cerdik. Sang penipu menulis pesan dalam bahasa Inggris. Ketika dibalas dalam bahasa Indonesia, jawabannya juga bahasa Indonesia ala situs pencari Google, alias aneh. ”Untung sejauh ini belum ada yang tertipu dan mengirimkan uang,” katanya bersyukur. Walhasil, pengalaman ini membuatnya lebih waspada. ”Dubes saja tertipu,” ucapnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo