Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MELUKIS, bagi Sekretaris Kabinet Dipo Alam, bukan sekadar pengisi waktu senggang, tapi juga untuk pertukaran budaya. ”Sudah ada sebuah galeri lukisan di Tokyo yang memesan lukisan saya,” ujar Dipo di rumahnya Ahad pekan lalu. ”Mereka meminta saya melukis wanita Indonesia memakai kimono dan wanita Jepang memakai kebaya,” dia menambahkan.
Dipo memilih aliran orientalisme, dengan warna dominan hijau, biru, dan turquoise (biru kehijauan) untuk lukisannya. Aliran ini banyak diadopsi lukisan Timur Tengah dari Eropa pada abad ke-17 dan 18, misalnya di Maroko dan Turki. Setiap lukisan biasanya dia selesaikan dalam waktu dua bulan. Sayangnya, Dipo tidak mau menyebut harga lukisannya. ”Pokoknya lumayan buat tambahan,” katanya sambil tersenyum.
Karya terbaru Dipo adalah lukisan Presiden Turki Abdullah Gul, yang melawat ke Indonesia pada Selasa pekan lalu. Dia menyelesaikan lukisan tersebut selama setahun. ”Yang paling susah itu pencahayaannya,” ujarnya. ”Teknik ini membutuhkan sekolah sendiri, sedangkan saya kan tidak sekolah melukis.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo