Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

"Ini Museum Keris Terlengkap"

The Asia and Pacific Museum, di sinilah seluruh koleksi Andrzej yang dikumpulkannya sejak 1973 disatukan.

26 Agustus 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat memasuki kompleks museum, pandangan mata langsung mengingatkan pada Indonesia. Di salah satu bagian pekarangan museum teronggok patung Buddha dan ornamen tembok bergambar wayang. Terdapat taman dengan gazebo di pojok kompleks museum. Di sini banyak lampion bergelantungan, mengingatkan keramaian ketika Jakarta dan kota-kota lain memeriahkan acara Cap Go Meh.

Namanya Kantor The Asia and Pacific Museum, terletak di Jalan Solec 24, Warsawa. Di sinilah semua koleksi Andrzej bakal disatukan. Selain menyimpan benda seni dari berbagai negara, gedung ini disiapkan untuk aneka kegiatan budaya, seperti pameran, workshop, panggung pertunjukan, serta kajian tentang seni budaya.

Sudah bertahun-tahun lamanya museum menunggu gedung baru. Beberapa bulan mendatang diharapkan pembangunannya selesai. Museum ini sangat representatif untuk berbagai kegiatan. Terdapat ruang kantor, perpustakaan, ruang pameran, serta gudang penyimpanan barang yang bagus. Semua koleksi saya yang berserakan di beberapa tempat akan dipindah ke gedung baru ini.

Perpustakaan terbuka untuk umum. Koleksinya lebih dari 12 ribu buku tentang budaya dan sejarah negara-negara Asia dan Pasifik. Gedung baru ini bakal dipakai pula untuk menggelar pameran rutin tentang aneka karya seni. Ada juga ruang konferensi serta dua ruang untuk edukasi.

Sebanyak 30 anggota staf dan tenaga profesional berlatar belakang sarjana etnografi terlibat dalam pengelolaan museum. Mereka membuat program kajian budaya yang memberi daya tarik publik. Selain digelar pameran, akan diadakan workshop tentang kebudayaan dengan mengundang narasumber dari kalangan akademik dan pencinta seni.

Pembangunan konstruksi museum dimulai pada 2005. Berdiri di atas lahan 700 meter persegi, gedung ini akan menjadi satu-satunya tempat menyajikan rupa-rupa budaya negara Asia dan Pasifik di Polandia. Semua isinya merupakan koleksi saya. Tempat ini juga akan menjadi museum keris terlengkap di dunia, nomor dua setelah Indonesia.

Andrzej merintis museum ini sejak 1973. Dia telah berikrar untuk menghibahkan seluruh koleksinya kepada pemerintah Polandia. Awalnya museum ini diberi nama Museum Kepulauan Nusantara, karena koleksi utamanya berasal dari Indonesia dan sebagian Malaysia.

Museum Kepulauan Nusantara kemudian berganti nama menjadi Galeria Nusantara. Pada 1983, Andrzej menambah satu galeri bernama Galeria Azjatycka (Galeri Asia), yang terletak di kompleks kota tua di Warsawa. Di lantai dua galeri ini tersimpan rupa-rupa kain tenun dan batik dalam etalase kaca.

Di etalase yang lain terpajang gunungan wayang, tokoh punakawan Semar dan Betara Dewa Narada, serta peralatan game­lan. Sebuah rana alias partisi ukiran untuk penyekat ruang terbentang dalam posisi sederet dengan kaca etalase. "Ini sebagian kecil koleksi kami. Koleksi lainnya tersimpan di tempat lain," tutur Maria Szymanska, salah satu anggota staf ahli museum.

1 1 1

Sekarang koleksi museum mencapai 25 ribu benda seni dari Indonesia, Thailand, Vietnam, Myanmar, Kamboja, Jepang, Cina, India, Mongolia, Tibet, Turkmenistan, Uzbekistan, Vanuatu, dan lainnya. Adapun kegiatan pameran mungkin sudah 700 kali digelar di berbagai tempat atas nama Museum Asia dan Pasifik. Khusus pameran keris tak kurang dari 200 kali. Setiap tahun rata-rata diadakan 20 kali pameran, sebagian besar di Warsawa di Galeri Nusantara, Galeri Asia, serta museum lain di Polandia dan sejumlah negara.

Selain pameran di luar negeri, di Warsawa kegiatan mingguan tetap ada, seperti presentasi tentang karya foto, peluncuran buku, konser, diskusi, workshop, dan tempat bermain. Anak-anak ada yang berlatih angklung, membuat wayang dari kertas, bermain congklak, menari, dan sebagainya.

Salah satu kegiatan workshop di galeri adalah membuat lukisan dengan obyek pemandangan dari Indonesia, penari, serta aktivitas orang pedesaan, seperti panen padi, mencangkul, dan memelihara ternak. Itu semua dibuat oleh anak-anak, remaja, dan orang tua yang tertarik pada keanekaragaman budaya Nusantara, seperti membuat wayang dari kertas.

Museum ini juga telah menjalin kerja sama dengan kedutaan negara-negara Asia lainnya. Dari Tibet dan Mongolia, misalnya, koleksi saya umumnya tentang tradisi Vajrayana Buddhisme. Secara keseluruhan lebih dari seribu benda alat seni dan ritual Buddha. Ada thang-ka gulungan, ornamen kuda, perhiasan, patung, dan topeng.

Dari Asia Tengah, koleksi saya tidak sebanyak dari Asia Tenggara. Benda seni khas Kazakstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan tak lepas dari pengaruh Indo-Eropa atau Turki. Meski ada perbedaan budaya, masyarakatnya memiliki banyak kesamaan. Benda seni itu berupa kain, gaun, perhiasan, keramik, dan barang logam.

Khusus untuk Indonesia, jumlah dan ragamnya paling banyak. Benda seni dalam daftar koleksi mewakili hampir semua wilayah Nusantara, dari Jawa, Bali, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Timor, Madura, Sumba, Flores, Nias, hingga Maluku. Barang berharga itu berupa tekstil, boneka teater, topeng, wayang, dan patung kuno dari kawasan Timor.

1 1 1

Aktivitas museum terus berlangsung sambil menunggu gedung baru benar-benar siap pakai. Agenda museum seperti pameran, baik di dalam negeri maupun di luar Polandia, tetap digelar. Contohnya pada Februari-Mei lalu (19 Februari-12 Mei 2013). Museum mengadakan pameran di Moskow, Rusia, bertajuk "Senjata Magis dari Surga".

Dalam pameran itu disuguhkan rupa-rupa keris asal Indonesia beserta senjata tradisionalnya. Di sini ditampilkan pusaka dari berbagai pelosok Indonesia, seperti Sumatera Utara, Jawa, dan Kalimantan.

Rata-rata umurnya sudah lebih dari 50 tahun dan terlihat sangat terawat. Sarung keris berukir, misalnya, terbuat dari campuran kayu dan metal tampak mengkilap. Bilah-bilah pusaka dari besi dengan lekukannya khas memancarkan kilau sehingga karat pun hampir tak terlihat.

Sayangnya, pameran ini tidak dapat dihadiri Andrzej Wawrzyniak sendiri. "Benda seni yang dibawa ke Moskow hanya sebagian kecil koleksi Andrzej," kata Wakil Direktur Museum Asia dan Pasifik Warsawa Joanna Wasilewska.

Elik Susanto (Warsawa)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus