RHOMA Irama memang biasa bangun siang, sekitar pukul 14.00
begitu. Yang tidak biasa, kalau hari-hari belakangan ini ia pun
bangun siang, itu bukan akibat dia nyanyi bergadang di malam
harinya. "Sepanjang malam dan pagi saya ikut memeriksa daerah
kampanye di Tebet," tuturnya. "Barangkali ada yang belum dapat
kaus, topi, dan pamflet."
Seperti dalam Pemilu 1977, kini pun Rhoma akti kampanye. Untuk
PPP. Selasa pckan lalu misalnya, di Lapangan Banteng Jakarta, ia
pun tampil. Dalam kampanye PPP hari pertama itu si Raja Dangdut
menyanyikan empat lagu: Pemilu I, Badai Fitnah, Hari Berbangkit
dan Lailahaillallah.
"Saya ikut kampanye PPP, sebab sebagai muslim harus memilih
pemimpin dari golongan muslim pula," ujar lelaki brewokan
berusia 35 tahun ini. Dan tentu saja ia tak merasa rugi, meski
seluruh biaya kegiatannya dibiayai dari koceknya sendiri. "Kami
tak mendapat bantuan dari pusat sepeser pun. Tapi saya malah
merasa beruntung, sudah bisa membelanjakan uang di jalan Allah,"
kata ayah dari tiga anak ini.
Toh, ia menolak apabila ditawari menjadi anggota DPR. "Bidang
saya bukan politik, tapi menyanyi," sahutnya. Dan menyanyilah
Rhoma dalam kampanye politik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini