Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Nicholas Saputra membangun vila di dekat Taman Nasional Gunung Leuser untuk mendekatkan pengunjung dengan alam dan gajah.
Vila keluarga milik Hanung Bramantyo juga dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan desa wisata Gamplong di Yogyakarta.
Komika Dodit Mulyanto memiliki rumah panggung dari kayu jati di tengah hutan pinus di lereng Gunung Pundak.
PENGINAPAN Terrario Tangkahan milik aktor Nicholas Saputra tak luput dari imbas pandemi Covid-19. Sempat tutup pada awal masa pagebluk karena pembatasan sosial, pemondokan yang terletak di dekat Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara, itu telah kembali didatangi pengunjung meskipun okupansinya masih relatif rendah. "Biasanya tamu di masa liburan akhir tahun lebih banyak dibanding waktu lain," kata Nicholas, 37 tahun, lewat konferensi video dengan Mahardika Satria Hadi dan Hafsah Chairunnisa dari Tempo, Kamis, 9 Desember lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemain film Paranoia ini mengenal Tangkahan sejak 2005 karena sering bolak-balik mengikuti kegiatan konservasi gajah di sana dan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Tangkahan juga menjadi tempat rekreasinya. Nicholas biasa menginap di pemondokan milik masyarakat yang merupakan bagian dari ekowisata sejak 2000-an. Sering mengunjungi Tangkahan, produser film dokumenter Semesta ini memutuskan membangun penginapan. Lodging miliknya turut mendukung mata pencarian warga setempat yang kebanyakan menjadi pemandu wisata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nicholas membeli lahan kosong seluas 3.000 meter persegi yang dulu dimiliki pengelola vila tempatnya biasa menginap pada 2017. Ia membangun penginapan ramah lingkungan seluas 600 meter persegi yang terdiri atas tiga kamar selama dua tahun. Selain menikmati alam terbuka, pengunjung bisa mengikuti serangkaian kegiatan luar ruang, seperti mandi di sungai, trekking di hutan, atau makan siang sambil piknik. "Dulu sebelum pandemi kita bisa ikut mandiin gajah bersama mahot," ujar selebritas yang punya hobi jalan-jalan dan bersepeda ini.
Nicholas Saputra, di Jakarta, 3 Juni 2021/ANTARA
Ia secara berkala menengok penginapannya itu. Ia pernah menginap di sana hingga beberapa bulan pada awal masa pandemi. Mengusung konsep bermitra dengan masyarakat, ia hanya menyediakan penginapan. Semua aktivitas wisata dikelola warga setempat yang telah bertahun-tahun bergelut di bidang ekoturisme. Nicholas juga menggunakan Instagram untuk mempromosikan Terrario dengan cara mengunggah foto vila berikut pemandangan asri di sekitarnya.
Berawal dari keinginan bisa berenang dengan keluarga, sutradara Hanung Bramantyo membangun vila di Desa Gamplong, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pandemi yang merebak sejak Maret 2020 membuat ia dan anak-anaknya takut berenang di tempat pemandian umum. Suami aktris Zaskia Adya Mecca ini telah memiliki sebidang tanah yang ia beli dua tahun lalu. "Waktu itu saya beli buat investasi saja karena murah," ucap Hanung, 46 tahun, saat dihubungi, Rabu, 8 Desember lalu.
Hanung juga membangun kolam renang serta pendapa di atas tanah seluas 1.600 meter persegi yang ia beli seharga Rp 350 juta itu. Ia mendesain semuanya sendiri tanpa arsitek. Sutradara film Bumi Manusia ini menghabiskan total Rp 750 juta untuk mendirikan kompleks vila keluarga. "Itu saja yang paling mahal biaya kolam renang, sekitar Rp 300 juta," ujarnya.
Vila itu sementara digunakan sebagai tempat menginap bagi sanak famili atau teman-temannya dari Jakarta. Ia sekeluarga sesekali tetirah menikmati suasana alam di sana. Meski belum menyewakannya untuk umum, pemilik Studio Alam Gamplong ini ingin mengembangkan desa tersebut dengan menggerakkan perekonomian warganya. "Kalau ada vila di situ, akan ada pengunjung. Studio Gamplong juga banyak pengunjungnya karena jika ada yang ingin menginap tidak perlu terlalu jauh ke Kota Jogja," tutur Hanung.
Hanung Bramantyo (kanan) bersama istrinya, Zaskia Adya Mecca, dan anak-anaknya di villa mereka/instagram.com/zaskiadyamecca
Gamplong adalah desa wisata yang menjadi pusat kerajinan tenun tradisional serta berbagai produk anyaman dari mendong. Menurut Hanung, perlu waktu satu setengah jam dari Kota Yogyakarta menuju Gamplong. Sedangkan dari Bandar Udara Internasional Yogyakarta hanya butuh setengah jam. Hanung kerap menyelenggarakan lokakarya skenario hingga penyuntingan film di Gamplong.
Bagi komika dan aktor Dodit Wahyudi Mulyanto, membangun hunian di atas lahan seluas 7.000 meter persegi di lereng Gunung Pundak, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, adalah wujud kesukaannya terhadap alam. Dengan memiliki rumah kayu di tengah hutan pinus, ia ingin mencoba hidup dekat dengan alam. "Saya memilih hutan pinus karena indah dan daerahnya dingin. Kalau hutan jati serem, ya," kata Dodit saat dihubungi, Rabu, 8 Desember lalu.
Pelawak kelahiran Blitar, Jawa Timur, ini membeli lahan kosong bekas kebun buah naga itu tiga tahun lalu. Harganya miliaran rupiah. Ia membangun rumah panggung berbahan kayu jati agar tersisa lahan yang luas untuk bercocok tanam terung, sawi, bawang merah, tomat, juga kangkung. Pemain film Cek Toko Sebelah dan Susah Sinyal ini juga membuat kolam ikan nila. Rumah dan lahan miliknya berjarak sekitar 1 kilometer dari jalan raya dan permukiman warga terdekat.
Dodit Mulyanto di Rumah Hutan/Youtube.com/ Dodit Mulyanto
Dodit mengungkapkan, ia sesekali mengunjungi rumah panggungnya itu ketika libur. Ia terakhir kali menginap beberapa malam di sana sebulan lalu. Meski mengaku tak sensitif terhadap hal gaib, Dodit tak menampik anggapan sejumlah orang yang mengatakan rumahnya berhantu. Ia menganggap hal itu wajar karena di daerah sekitar rumahnya terdapat banyak petilasan kerajaan hingga bekas fondasi bangunan vila peninggalan zaman Belanda. "Itu kan kata orang-orang. Tapi pernah suatu malam ada suara benda jatuh. Ternyata teman saya jatuh dari ranjang, he-he-he…," ujar Dodit.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo