Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Berita yang menghebohkan

Wartawan harian haaretz yang terbit di israel, dan margalit merasa sedih, karena berita tentang simpan an keluarga jitzah rabin di bank as mengakibatkan sang pm itu meletakkan jabatannya.

7 Mei 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AGAKNYA boleh dibandingkan begini: pertandingan Richard Nixon dengan Woodward dan Bernstein (wartawan-wartawan Washington Post) sama degan pertandingan Jitzak Rabin dengan Dan Margalit (wartawan harian Haaretz di Israel). Meskipun yang Nixon itu lebih seru, tapi Nixon dan Rabin turun lari kursi jabatan karena ulah para warwan. Diketahui: Jitzak Rabin bersama isteAnya, Leah Rabin (49 tahun), awal Maret lalu mengadakan kunjungan ke AS. Di Washington, Margalit memergoki suami isteri Rabin punya uang simpanan di salah satu bank AS. Ini bertentangan dengan UU: bahwa warganegara Israel dilarang menyimpan uangnya di bank asing. Tulisan Margalit di Hareetz menggoncangkan Rabin. Dan lewat radio pemerintah tanggal 17 April ia mengumumkan keputusannya: jabatan care taker Perdana Menteri dia letakkan, selain juga mundur dari kedudukan sebagai Ketua Partai Buruh. Ini berarti pula Rabin menarik diri dari pencalonan dalam Pemilu bulan Mei ini. Di Washington, kota di mana Margalit ditempatkan sebagai koresponden, dia berkata di depan pers Washington: "Sebenarnyalah, saya sedikit sedih. Di Israel ada pepatah: kalau musuhmu jatuh, jangan merasa senang. Apalagi Rabin, dia bukan musuh saya". Mulanya, wartawan yang telah bekerja 12 tahun lamanya di harian flareetz itu diberitahu isterinya. Sang isteri mendapat petunjuk bahwa nyonya Perdana Menteri Israel, Leah Rabin, punya uang simpanan di sebuah bank di kota ini. Margalit, yang waktu itu sedang mengikuti perjalanan PM Rabin di New York, tidak percaya. Dia memang boleh dibilang tidak pernah membayangkan kemungkinan itu. Tetapi ketika Dan Margalit tiba di Washington, ia tahu bahwa tiga orang Israel yang bekerja di Kedutaan telah datang ke National Bank of Washington. Salah seorang pegawai bank secara spontan dan gembira berkata: "O, nyonya perdana menteri anda kemarin kemari". "Apa maksud anda?", demikian reaksi si pegawai kedutaan. Masih juga tercengang si pegawai kedutaan bertanya lagi: "Maksud anda memberi tahu saya bahwa Leah Rabin punya simpanan di sini?" Si pegawai bank kemudian membungkam mulutnya (terlanjur ngomong). Dan Margalit kemudian putar otak untuk mencari orang yang mau dimintai tolong memasukkan uang tabungan -- atas nama Leah Rabin. Tapi tidak berhasil. "Agaknya tak ada pilihan lain", cerita Margalit di depan korps wartawan itu, "kecuali menjadikan dia saya sendiri pahlawan". Paginya Margalit datang ke bank tersebut. Dia serahkan uang hanya AS$ 50 kepada kasir, agar dimasukkan dalam rekening Leah Rabin. Kasir meneAma. Jumlah uang dicatat, tetapi Margalit tidak diberi tanda terima. Tidak apa, yang penting dia sudah yakin bahwa Leah Rabin memang "ada main" di situ. Ia mulai menyusun berita, dan langsung ia kirim ke Jerusalem. Jurubicara Rabin segera menelponnya: berusaha membujuk agar tidak meneruskan usahanya membongkar soal uang simpanan itu, dan mengatakan: "Anda tidak sedang menghadapi persoalan pribadi". Jawab Margalit dalam telpon cuma: "heh heh-heh-heh". Di hari yang sama ketika juru bicara Rabin menelpon Margalit, Leah Rabin yang terpojok menelpon harian Hareetz. Leah mengaku, ia memang punya simpanan pada sebuah bank di Washington tapi jumlahnya hanya AS$ 2.000. PM Rabin sendiri kemudian membeA keterangan bahwa ia turut bertanggung jawab terhadap simpanan itu. Jumlahnya bukan cuma AS$ 2.000, tapi ASS 18.000. Jumlah ini adalah jumlah ketika dia (Rabin) meninggalkan Washington seusai jabatan duta besarnya di tahun 1973, dan bulan lalu jumlah simpanan tinggal kira-kira AS$ 10.000. Menurut pendapat Margalit UU yang melarang warga negara Israel punya uang simpanan di bank luar negeri sebenarnya agak keterlaluan. "Tetapi jika itu memang UU, maka Perdana Menteri Israel-lah orang pertama yang harus mentaati". Salah seorang wartawan Washington kemudian bertanya kepadanya: apakah gajinya dinaikkan setelah berhasil membongkar penyelewengan itu? "Tidak", jawabnya sambil angkat bahu. "Kebiasaan itu hanya untuk orang-orang Amerika saja. Saya memang mendapat bonus, tapi cuma tigapuluh dolar". Margalit tidak menceritakan bagaimana nasib uang AS$ 50 yang dia masukkan ke dalam rekening Leah Rabin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus