Berpantun dengan suami berpantun dengan istri

KALAU Menteri P dan K Prof. Dr. Fuad Hassan berkunjung ke daerah, panitia setempat sudah pasti menyediakan biola, dan kemudian mendaulat tamunya untuk memainkannya. Itu pula yang terjadi di Bandar Lampung, pekan lalu. Kebetulan, seusai meresmikan beberapa gedung sekolah, Menteri dihibur grup Beringin Jaya dengan lagu-lagu keroncong di pendopo gubernuran. Tapi, kali ini Fuad, yang dikenal suka humor ltu, meminta istrinya, Tjiptaningrum, naik ke pentas. Mula-mula Bu Tjip menampik, tapi setelah dirayu dan digoda pembawa acara, akhirnya ia bangkit juga dari kursinya. Setelah menonjok perut suaminya, mungkin pertanda gemas, Bu Tjip menggandeng Fuad ke depan mikrofon. Setelah Fuad mengambil biola, istrinya ragu-ragu lagi. "Tapi, saya nggak bisa, Pa ..., ah," katanya. Fuad lalu membisikkan sesuatu pada istrinya. Bu Tjip tertawa dan menerjemahkan bisik-bisik itu. "Masak saya disuruh mangap-mangap saja," katanya. Hadirin tertawa. Lalu, Fuad berbisik lagi, dan kemudian kelihatan sang istri manggut-manggut. "Para hadirin, saya akan bersajak saja," tambahnya. Yang dibaca Bu Tjip adalah pantun mohon pamit. "Kalau ada sumur di ladang, boleh saya menumpang mandi." Para undangan pun menjawab, "Boleh." Lalu Bu Tjip meneruskan, "Kalau ada umur panjang, insya Allah, kita bertemu lagi ...." Pembacaan pantun ini ternyata diiringi gesekan biola Fuad. Tapi pantun selesai, biola masih saja melantunkan lagu Keroncong Kemayoran. "Baru kali ini pembacaan sajak diiringi biola bernada keroncong," kata Bu Tjip. Orang pun tertawa.