BOB Tutupoly, sebagai penyanyi dengan suara empuk dan mahir pula
jadi pembawa acara yang baik, tadinya merasa kawatir akan nasib
depannya sebagai penyanyi. Beberapa tahun yang lalu, setelah
pemain band Bill Saragih hijrah ke Hongkong dan Bangkok, Bob
juga melancong ke luar negeri. Untuk cari pengalaman (dan fulus)
tentunya. Setelah restoran Ramayana (yang kini dibeli oleh tuan
Asmoro, yang tadinya juga karyawan Pertamina) dibuka, Bob
bekerja di restoran tersebut. Ya jadi penyanyi, jadi pembawa
acara, sesekali nyupiri beberapa orang pejabat, dan kesibukan
lainnya. Akhirnya jadi manager dari itu restoran. Sekali pernah,
ketika Bob pulang mudik ke Jakarta dan Surabaya, Bob kaget
melihat Brury Pesulima punya mobil, Kus Bersaudara punya tanah
dan rumah bahkan Marini (gadis waktu itu -- yang pernah
dicintainya) kini punya butik dan hidup tidak dalam kemiskinan.
Dalam hati Bob Tutupoly tentu ada tanda tanya: "Apakah saya bisa
uber ketinggalan saya, selama saya absen di Indonesia?" Umurnya
kini 36 tahun dan berhasil mengumpulkan 12 LP.
Bersamaan dengan niatnya untuk kembali ke Jakarta, tahun 1971,
Bob mengurus rombongan artis yang datang dari Jakarta untuk
pembukaan restoran Ramayana. Dalam rombongan tersebut, ada Yosi
Nasution (nama lengkapnya: Rosmaya Nasution) yang di tahun
berikutnya, 1972, jadi None Jakarte. Yosi kemudian kembali lagi
ke New York, mulai awal 1975 sampai kwartal pertama 1976,
sebagai penari di restoran tersebut, bersama Ratna Majid aktris
Teater Kecil itu. Rupanya ada apa-apanya antara Yosi dan Bob,
dan keduanya pun berniat untuk menikah. Biarpun Yosi sudah punya
tunangan (anak orang kaya lagi) dan Bob kabarnya ada seorang
isteri di AS.
"Yosi selalu membantu saya dalam segala hal", ujar Bob yang kini
di Jakarta dan 30 Oktober nanti rencananya akan nyanyi di Balai
Sidang bersama grup Andarinyo, Melky Goeslaw dan Grace Simon.
Tambah Bob lagi: "Kita saling koreksi. Saya akui, saya harus
banyak belajar dari dia. Dari dulu saya mencari seorang wanita
yang mempunyai sifat seperti Yos". Ngomong tentang saling
memahami, saling memperbaiki yang kurang, akhirnya Bob dengan
tarikan nafas dalam mengucap: "Insya .llah, ini jodoh".
Hubungan Bob dan Yos bukannya tidak ada yang menentang. "Kita
semua kan tahu, siapa Bob. Dan saya tidak tahu mengapa Yos
kecantol dengan Bob. Padahal Yos sudah bertunangan dan hubungan
dengan tunangannya itu hingga kini masih baik", ujar ibu angkat
Yos Nasution, nyonya Ali Dahlan, yang suaminya dekan Fakultas
Kedokteran Gigi UI. Tambah sang ibu: "Di sinilah saya baru tahu,
bahwa cinta itu buta. Tentu saja saya tidak bisa melarang Yos
yang kini sudah 25 tahun. Apa yang bisa saya beri,
pandangan-pandangan tentang hidup. Memang buat cinta buta, semua
yang jelek kelihatannya jadi baik. Yaah, apa boleh buat".
Yos Nasution sendiri tentunya tidak bilang apa-boleh-buat.
Pernah duduk di FKIS IKIP Jakarta untuk satu semester saja, Yos
kemudian pindah ke ISWI. Tidak tamat Yos kemudian bekerja di
pabrik cat ICI. Belajar menari sejak usianya 11 tahun, Yos bisa
menarikan tari Jawa, Sunda, Bali dan Minang ("Tapi paling luwes
kalau Yos menari Jawa", demikian komentar Bob) Gadis berkulit
kuning langsat dan sambil tangannya menyalakan sebatang rokok
Gudang Garam, Yos cuma berkata: "Wah, datang wartawan, saya jadi
nervous". Ditanya tentang hubungannya dengan Bob Tutupoly, Yos
cuma berkata: "Ah, itu soal pribadi". Bagaikan batu karang, Yos
kemudian menyatakan pendiriannya: "Untuk memilih jodoh, saya
tidak ingin memandang suku". Hingga kini, belum tahu apakah
mereka betul-betul bisa menikah dan kapan akan menikah, masih
terombang-ambing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini