Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah kerap mengenakan busana dan aksesori lokal.
Menaker Ida Fauziyah terpikat kreasi beragam wastra Nusantara.
Menaker Ida Fauziyah menggandrungi kain tenun.
MENTERI Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menggandrungi busana dan aksesori lokal. Perempuan yang lahir pada 17 Juli 1969 ini kerap mengenakan kain tradisional Nusantara dalam berbagai acara yang dihadirinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat menerima kunjungan Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia V. Sivakumar pada Rabu, 22 Februari lalu, Menaker Ida Fauziyah mengenakan busana atasan tunik batik berwarna hijau zaitun. Pada Rapat Kerja Nasional Bidang Ketenagakerjaan Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Selasa, 7 Maret lalu, Ida tampil dalam balutan outer bercorak batik berwarna cokelat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika menyaksikan berbagai kreasi busana muslim rancangan desainer Indonesia dalam Muslim Fashion Festival (Muffest) di Jakarta, Kamis, 9 Maret lalu, Ida mengenakan tenun lurik asal Bali atau tenun endek berwarna hijau. Ida tampil dengan busana atasan berupa outer corak geometris garis lurus dan rok berwarna senada.
“Hampir di setiap acara saya pakai wastra Nusantara. Modelnya bagus-bagus. Saya lagi menikmati keindahan karya busana anak bangsa,” tutur Ida saat ditemui Tempo di acara Muffest, Kamis, 9 Maret lalu.
Ida juga mengapresiasi kreasi busana Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang di pergelaran Muffest. Dalam ajang tersebut, BBPVP Semarang menghadirkan koleksi bercorak lurik dan batik.
“BBPVP Semarang punya bagian khusus desain merancang busana. Yang ditampilkan merupakan karya para alumnus yang setiap tahun ikut fashion show di Muffest,” ujar Ida.
Ida optimistis industri fashion muslim di Indonesia bakal berkembang. “Saya sangat bangga dan seperti punya harapan Indonesia bisa menjadi kiblat fashion muslim di dunia,” ucap Ketua Umum Pengurus Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo