Denny Indrayana Tukang Promosi

MENGIKLANKAN barang milik orang lain di media sosial (en­dorse) bukan cuma jadi usaha para artis. Mantan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Denny Indrayana, menggunakan metode yang sama. Bermodal setengah juta lebih pengikut, Denny sering mempromosikan lapak jualan di akun Facebook dan Twitternya.

Awal bulan lalu, misalnya, Denny mengiklankan rumah makan yang baru buka di kampung halamannya, Banjarbaru, Kalimantan Selatan."Kemarin, ibu saya buka restoran di Banjar, minta tolong saya promosiin, ya, saya promosiin," katanya saat ditemui di rumahnya di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat, Ahad dua pekan lalu. Varras Resto milik ibunya itu menyediakan aneka masakan Nusantara, dari gadogado, soto mi, hingga rendang jengkol.

Ini bukan pertama kali Denny, 44 tahun, beriklan di akun media sosialnya. Agustus lalu, lewat akun yang sama, Denny yang masih menjadi tersangka kasus payment gateway ini juga berjualan sepatu dan barang lain yang tersedia di Australia. Dia mengiklankan toko Threeveeshop, yang rupanya dimiliki anaknya. "Anakanak ingin belajar berbisnis, saya bantu promosiin," ujarnya.

Garagara sering beriklan, Denny kerap disangka punya banyak usaha. Apalagi, awal tahun lalu, ia juga nyambi jadi sopir di tengah libur mengajar sebagai visiting professor di Melbourne Law School dan Faculty of Arts, University of Melbourne, Australia. Temannya yang punya usaha biro perjalanan di Negeri Kanguru membutuhkan sopir yang bisa mengantarkan tamu dari Indonesia karena ia sedang pulang kampung. "Jadi saya punya banyak bisnis. Travel iya, jualan sepatu iya, resto iya, hahaha...."