EMIL Salim Menjawab kini berkembang. Acara di Radio Prambors Rasisonia yang sudah berusia setahun itu mula-mula hanya melayani pertanyaan tentang lingkungan hidup dan pendidikan. Sekarang melebar ke soal cinta, kehidupan rumah tangga, dan lain-lain. Toh Emil Salim, Menteri KLH, tak menampiknya. Inilah contohnya, siaran Rabu malam pekan ini. "Cewek yang dimapram menggigit kodok di Undip itu, menurut Ardi serem, bagaimana menurut Bapak?" Jawaban Emil, "Kalau katak hidup itu tak baik. Dalam kasus ini tidak berarti semua senior keliru. Inti perploncoan adalah perkenalan. Saya dulu pada acara puncak disiram kanji, kemudian disuruh berenang di lantai yang licin. Tapi itu bersifat humor. Nah, lewat humor itu timbul keakraban. Dasarnya humor, bukan menghina. Saya dulu dikasih nama Buaya Senen." Ada lagi, pertanyaan dari Tanti (mungkin ini nama samaran) cewek dari Pondok Indah. Kakaknya hamil, bapaknya kawin dengan sekretarisnya, keluarganya hancur. "Lalu saya ketemu Dona, cewek, dan saya akrab. Bagaimana Pak Emil, supaya saya kembali normal?" Emil menjawab, "Ada baiknya Tanti menemui psikolog di UI. Di sana ada biro konsultasi yang bisa meluruskan tabir kekusutan Tanti. Segeralah, supaya kasusnya tidak berlarut-larut." Porkas pun masuk acara, "judi atau bukan," tanya Iwan dari Jakarta Selatan. Kali ini Menteri menjawab dengan perumpamaan. Seumpama pisau, yang bisa untuk membunuh, bisa pula untuk membedah sehingga menyembuhkan penyakit, "Begitulah Porkas." Tapi, Pak, Porkas menyembuhkan penyakit apa dan siapa yang sakit?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini