Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DARI kegiatan menyelam di Laut Tidore, maestro tari Sardono Waluyo Kusumo memperoleh pengalaman dan ilmu baru. Dengan tubuh yang ditopang sepenuhnya oleh air, ia bisa merasakan sensasi berbeda dalam mengekspresikan gerak tubuhnya. "Karena kehilangan gaya berat itu, saya bisa menari berputar-putar di dalam laut. Enak sekali," kata Sardono, 76 tahun, saat dihubungi Tempo, Rabu, 21 April lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penari dan koreografer Eko Supriyanto mengajak Sardono mengunjungi Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, pertengahan Maret lalu. Saat itu Eko memimpin tim pelatih tari dan musik dari Institut Seni Indonesia Surakarta, Jawa Tengah, yang digandeng pemerintah daerah setempat untuk mempersiapkan pergelaran Sail Tidore 2021, September mendatang. "Sebagai teman, saya diajak dolan (jalan-jalan)," ujar Sardono.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sardono W. Kusumo. Dok. Pribadi
Di sela bekerja, Eko, yang sedang keranjingan menyelam, mengajak para asistennya dan Sardono menikmati keindahan bawah laut Tidore. Sardono menyambut ajakan itu. Mengenakan alat snorkeling, sekali waktu Sardono terlihat meliuk-liukkan tubuhnya di permukaan laut. Di waktu lain, ia menyelam hingga kedalaman 15 meter. Bersama Eko, ia bolak-balik memutar badan di dalam laut. "Saya nari laut. Artinya, mengikuti tubuh merespons tanpa gaya berat seperti astronaut," ucapnya.
Dari pengalaman itu, Sardono mendapati bahwa menyelam memberikan banyak manfaat bagi penari. Selain menjadikan tubuh lebih peka untuk bermanuver, menyelam membuat penari dapat melatih keseimbangan dan kesadaran mengatur napas. "Saya sarankan penari dan siapa pun yang belajar menari untuk diving," tuturnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo