Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Franky Sahilatua

19 Maret 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
pt_franky1004.jpg

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENJADI Duta Buruh Migran Indonesia membuat Franky Sahilatua, 53 tahun, mesti cergas menemukan kalimat penyejuk hati. Maklum, di mana pun ia berada di tengah para buruh, yang didengarnya adalah setumpuk resah. "Padahal saya tak bisa memastikan jalan keluar dari problem mereka," ujarnya. Jika tumpukan keluh makin menggunung, Franky mengambil gitar kopong, mengajak mereka bernyanyi. Kalau masih muncul keluhan juga? Nah, di sinilah "pepatah favoritnya" muncul. "Saya bilang, sepahit-pahitnya di negeri orang, masih lebih pahit di negeri sendiri," katanya, menunjuk deretan bencana yang tak kunjung reda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus