BAGAIMANA rasanya memotret Marilyn Monroe? "Seperti menunggu gambar muncul dari kertas foto selagi dicuci dalam obat," jawab Eve Arnold. "Gambar itu memang ada, tapi memerlukan panas dan waktu tertentu agar benar-benar muncul." Arnold, salah seorang fotografer yang dikagumi Monroe, mencoba mengatakan bahwa memotret Monroe sulit-sulit gampang. Salah-salah, semuanya jadi batal dan gagal. Mat kodak satu inilah yang mengaku pertama kali menemukan gaya Monroe yang otentik dalam fotografi. Yakni mulut yang sedikit terbuka yang sedikit, menolong hidungnya yang kurang proporsional -- sedikit panjang -- hingga ia lalu tampak bak seorang dewi. Itu antara lain yang dikisahkan fotografer itu dalam buku Marilyn Monroe, An Appreciation, kumpulan koleksi foto Monroe oleh Arnold, yang terbit awal bulan ini di Inggris. Tampaknya Arnold memang mengenal benar bintang yang menjadi pujaan Ratu Rock Madonna sekarang ini itu. Ia, umpamanya, bisa mengisahkan anekdot Marilyn yang selama ini terpendam. Misalnya, diceritakannya, suatu hari seorang wartawan majalah wanita terbitan Eropa mewawancarai Marilyn. Tiba-tiba ia bertanya, bisakah wawancara dilangsungkan sambil ia menyisir rambut. Untuk permintaan yang biasa itu, si wartawati tentu saja menjawab, boleh, dan kemudian ia kaget.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini