Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TIGA eksekutif pelat merah ini memiliki hobi yang sama: bermain musik. Boleh dibilang, musik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup mereka. Di sela kesibukan yang padat, mereka selalu menyempatkan diri bermain musik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rivan Achmad Purwantono
Energi dari Denting Piano
DIREKTUR Utama PT Jasa Raharja Rivan Achmad Purwantono selalu bersemangat dan begitu menjiwai bila sedang memainkan tuts-tuts piano. Bagi dia, bermain piano bukan sekadar hobi, tapi memberi energi tiada henti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria yang lahir pada 26 September 1966 ini menyukai musik sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Rivan juga pernah bermain band ketika duduk di bangku sekolah menengah atas. Lalu, saat kuliah di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, ia bergabung dengan grup paduan suara mahasiswa dan marching band.
Rivan juga bisa memainkan sejumlah alat musik, seperti drum, gitar, dan piano. Namun ia lebih suka bermain piano. “Piano kan sangat personal, ya. Kita taruh di ruangan dan kita mainkan sendiri. Saya benar-benar bisa menikmati feel dari nada-nada yang dihasilkan piano,” kata Rivan kepada Tempo, Senin, 30 Oktober lalu.
Penyuka musik jazz dan pop ini sangat menikmati setiap denting piano tatkala memainkan sebuah lagu hingga larut dalam tiap bait liriknya. Karena itu, setiap ada kesempatan ia kerap memainkan piano. “Misalnya, saya lagi diam, tiba-tiba pengin main piano, ya saya langsung main,” ujar Rivan, yang belajar musik secara otodidaktik.
Rivan juga sangat terkesan pada chord piano yang tidak biasa. Ia menyebutnya dengan chord “jahat” karena sangat sulit dimainkan. “Saya ini termasuk pemain piano yang enggak aneh-aneh. Makanya, ketika memainkan lagu sederhana dengan kunci hanya C-F-G, misalnya, tapi tiba-tiba ada kunci G minor, saya tertantang. Chord aneh yang sulit dimainkan itu sangat mengesankan buat saya,” tuturnya.
Kini, selain bisa melepas penat di sela kegiatan yang padat, bermain piano bisa memberinya energi. “Ini rasanya seperti membangkitkan energi hidup saya,” ucap penyuka lagu-lagu Glenn Fredly dan Utha Likumahuwa ini.
Dwi Soetjipto
Musik Penyeimbang Hidup
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. Dok. SKK Migas
KEPALA Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto punya hobi bernyanyi sambil bermain gitar. Dwi memiliki dua gitar kesayangan, akustik dan listrik, yang kerap dia mainkan.
Padahal waktu bersekolah pria yang lahir pada 10 November 1955 ini paling takut terhadap pelajaran seni. “Waktu itu saya merasa suara saya biasa saja, enggak bagus,” tutur Dwi kepada Tempo, Jumat, 6 Oktober lalu.
Dari awalnya tak percaya diri bernyanyi dan bermain musik, Dwi lalu malah menjadikan keduanya sebagai hobi hingga sekarang. Saat menjadi Direktur Utama PT Semen Padang, ia sering bernyanyi dalam acara perusahaan.
Kepiawaiannya bernyanyi juga sempat ia jadikan media untuk membantu meredakan konflik internal perusahaan di masa itu. Saat menakhodai PT Semen Padang, ia pernah didemo oleh para karyawan pada sekitar 2003.
Dwi kemudian mengajak mereka yang berunjuk rasa untuk bernyanyi bareng. “Karena saya sering diminta bernyanyi di acara perusahaan, pendekatan kepada mereka pun jadi lebih cair. Itu membuat mereka tidak melihat saya sebagai kepala. Pendekatan bernyanyi bisa mencairkan ketegangan,” ucap Dwi, yang terus melakukan kebiasaan itu sampai sekarang.
Selain bernyanyi dan bermain gitar, Dwi punya hobi bersepeda. Ia rutin mengayuh sepeda tiga kali seminggu. Ia menjalani kedua hobi itu di sela-sela kesibukannya bekerja sebagai cara menjaga keseimbangan hidupnya.
“Kalau makanan untuk fisik kita olahraga bersepeda, makanan untuk pikiran kita bekerja, makanan untuk rasa ialah seni. Kalau bagi saya, bermain musik dan bernyanyi,” ujar penggemar Bon Jovi, Air Supply, Queen, dan God Bless ini.
“Kalau fisik kita sehat, otomatis berpikir juga lancar. Sementara itu, kalau rasa tidak dikasih makan seni, maka menjadi tidak peka,” kata alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, ini.
Tony Wenas
Harmoni Indah dalam Perusahaan
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas di kantor Freeport Indonesia, Jakarta, 9 Oktober 2023. Tempo/M Taufan Rengganis
BAGI Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas, musik menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidupnya. Di sela kesibukannya, ia selalu menyempatkan diri bermain piano. “Di rumah ada studio kecil. Biasanya kalau Sabtu malam saya main musik di situ, enggak ada yang mengganggu,” ucap Tony kepada Tempo, Senin, 9 Oktober lalu.
Kecintaan pria yang lahir pada 1962 ini terhadap musik tumbuh sejak dia masih kecil. Kebetulan kedua orang tuanya menyukai musik. “Kalau di rumah, dari bangun tidur sampai kami mau tidur malam selalu setel musik. Biasanya yang menyetel musik bergantian, bisa ayah, ibu, atau kakak saya,” tuturnya.
Saat berusia empat tahun, Tony mulai menyanyi di panggung. Tony juga pernah masuk program siaran TVRI bersama penyanyi cilik di masa itu. “Sejak kecil saya memang senang menyanyi,” ujar pria berdarah Manado, Sulawesi Utara, ini.
Selain bernyanyi, Tony belajar bermain gitar. Menginjak kelas VI sekolah dasar, ia mulai belajar bermain piano yang dibelikan orang tuanya. Waktu itu Tony belajar bermain gitar dan piano secara otodidaktik.
Kecintaan Tony pada musik terus terbawa hingga dewasa. Saat kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, ia tergabung dalam grup musik Solid ’80 yang cukup terkenal pada masanya. “Solid ’80 memang punya penggemar yang cukup banyak di masanya. Kami punya satu album rekaman,” kata penyanyi utama dan pemain keyboard Solid ’80 ini.
Kini Tony tak hanya menjadikan bermain musik sebagai hobi, tetapi juga salah satu falsafah dalam pekerjaannya. Ia selalu menganalogikan memimpin sebuah perusahaan bagai memimpin sebuah pertunjukan grup musik, baik band maupun orkestra.
“Kita mengatur agar setiap anggota dengan keahliannya masing-masing kemudian menciptakan sesuatu, berkreasi, dan saling terhubung menciptakan sebuah harmoni yang indah,” ucap penggemar Queen, The Beatles, TOTO, dan Fariz RM ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Ya Bekerja, Ya Bermain Musik"