Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Iga Mawarni: Panggilan cinta monyet

25 Juni 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
pt_mawarni1018.jpg

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIAPA cinta pertama Iga Mawarni? Jazzer cantik berusia 34 tahun ini terdiam sejenak, kemudian meluncurlah kata-kata dengan vokal altonya yang menenteramkan telinga, "Saya lebih dulu jatuh cinta pada dunia tari, terutama gambyong dan bondan."

Sejak SD Iga sudah khatam dua tarian itu. Dan dalam beberapa tahun terakhir, ia merasa panggilan "cinta monyet"-nya kembali menderu. Maka ia pun kembali menekuni dunia ini, berguru kepada koreografer Dedy Luthan. Dan tak terasa, proses ini sudah lima tahun ia jalani tanpa banyak publikasi.

Tapi kapan ia tampil sebagai penari? Iga kini menggeleng. "Sekarang belajar jadi produser tari dulu, dan itu nggak gampang, lho," ujarnya. Caranya dengan memproduseri acara "almamaternya" Dedy Luthan Dance Company dalam pertunjukan Tanah yang Hilang. Dalam pergelaran dua hari di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa-Rabu pekan silam, Iga tampak khusyuk memantau koreografi yang berkisah tentang perubahan hidup masyarakat Dayak itu. Tapi itu pun bukan akhir cerita. Pada September mendatang, giliran Solo jadi persinggahan berikutnya. Ia produser Solo International Ethnic Music.

Ya, tari dan musik telah membuatnya sibuk bukan kepalang, sehingga sempitlah waktu buat anak semata wayangnya, Rajasa Satria Tama Arifin, 6 tahun. Kendati begitu, Iga punya kiat mengatasinya. "Saya sering mengajaknya ke banyak kegiatan seni. Selain terus berdekatan, pelan-pelan daya tarik seni juga membuatnya senang," tutur sang bunda dengan mata berbinar. "Rasa penasaran Raja sudah muncul ketika melihat gerakan tari yang sulit, 'kok bisa begitu ya Ma? Bagaimana cara latihannya?'"

Mungkin begitu pula celotehnya dulu ketika Iga kesetrum cinta monyet pada dunia tari....

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus