EMILIA Contessa mencetak rekamannya yang pertama di Singapura.
Begitu selalu yang dituturkan ibunya dan Emil sendiri, beberapa
tahun lalu. Lagu-lagu yang direkam di negara tetangga hingga
kini rupanya tidak beredar di kandang sendiri. Emil kemudian
melangit namanya sebagai penyanyi panggung. Lebihlebih waktu itu
ditangani oleh Abul Hayat, perwira,AD yang kabarnya telah
pensiun dan entah sekarang sibuk apa. Dengan gaya yang menarik,
akhirnya Emil lebih berhasil sebagai penyanyi panggung ketimbang
penyanyi rekaman. Dia adalah penyanyi yang mencari lagu. Tapi
sampai sekarang tidak satu lagu pun yang jadi populer lewat
mulut maupun tubuhnya.
"Saya sebetulnya sudah tidak mau nyanyi lagi", kata Emil, yang
kini jadi Nyonya Rio Tambunan. "Tapi karena masih terikat
kontrak, saya terpaksa masih rekaman. Waktu muncul di teve saya
nyesel kok". Pagi itu, Emilia Contessa baru saja mandi.
Mengenakan daster batik coklat, hitam dan merah, dengan rambut
tergerai basah. Rupanya habis keramas. Tubuhnya tambah gemuk,
pipinya makin montok dan bekas-bekas jerawatnya masih tampak.
Sinar matanya tetap tidak berubah: tajam dan menggairahkan.
"Silakan masuk", ujar Emil, "mas Rio sedang dandan dan dia akan
segera pergi".
Tidak berapa lama Rio Tambunan keluar. Rapi, dan fit. Tinggal
bersama mertua perempuan, Emil kemudian berkata lagi: "Rumah ini
cukup besar. Dan sepi kalau mas Rio sudah berangkat. Sebetulnya
si mas Rio tidak pernah melarang saya berbuat apa saja. Pokoknya
asal yang baik. Tapi saya sendiri yang harus membatasi. Saya kan
sudah menjadi milik mas Rio".
Emil mengatakan: "Ah, enggak. Saya enggak mau jadi apa-apa. Saya
mau jadi ibu dan isteri yang baik", jawabnya. Rio Tambunan
seorang penggemar olahraga. Emil rupanya tidak begitu suka.
"Tapi saya menikmati olahraga. Sekarang saya mau olahraga tapi
badan sudah gemuk begini. Saya sendiri heran. Bukannya bertambah
ke atas, tapi malah ke samping. Ini mungkin karena saya terlalu
bahagia dan tenang. Hidup saya sekarang senang kok".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini