Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JIKA ada personel Java Jive yang paling berbahagia seusai konser Night to Remember, Dany Sepriatna Gumilar orangnya. Vokalis band 1990-an ini girang alang-kepalang setelah menutup konser di Pisa Kafe Mahakam, Jakarta Selatan, Jumat dua pekan lalu. Ia girang karena menuntaskan konser setelah mengurusnya sendiri: dari promo, jualan tiket, cek tempat…, "Sampai ngurus sound system yang mati tiga jam sebelum konser," katanya terbahak.
Dany mempromosikan konser itu di laman Facebook, spanduk, dan video. Di semua alat promosinya ia mencantumkan nomor telepon untuk mendapatkan informasi dan tiket. Nomor itu adalah nomornya sendiri, di telepon yang ia pegang sendiri. Sejak menelurkan album pertama pada 1993 hingga album ke-8 dua tahun lalu, menurut Dany, Java Jive selalu mengurus konser sendiri. "Kami tak pernah punya manajer," katanya. "Kami susah diatur."
Karena itu, sebelum naik panggung, Dany menyapa semua penonton. Ia mengajak mengobrol sekitar 200 orang yang telah membeli tiket Rp 500 ribu dan berfoto. "Maklumlah, ini konser kolega," katanya. Di atas panggung, ia dan Fatur—di sela menyanyikan lagu hit mereka semacam Gadis Malam, Menikah, dan Gerangan Cinta—juga tak canggung menyebut nama penonton satu-satu. Dan kebahagiaan dia bertambah karena ada satu penonton menawarkan diri menjadi sponsor besar Java Jive tahun depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo