Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Mimpi Pemilu Damai Srikandi Lintas Iman

Srikandi Lintas Iman (Srili), wadah yang membuka peluang lebih luas bagi perempuan untuk menyuarakan hak dan pemikiran mereka.

28 Januari 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Onboarding anggota Srikandi Lintas Iman (SRILI) dengan diskusi Udar Prasangka bersama anak muda lintas iman di Masjid JAI Kota Baru, Maret 2023. Dok. SRILI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Srikandi Lintas Iman mengkampanyekan pemilu damai.

  • Anggota Srili berperan menjadi aktor perubahan.

  • Srili menjadi rujukan bagi yang ingin belajar isu perempuan dan keberagaman.

Sepasang laki-laki dan perempuan saling menatap dan tersenyum. Si laki-laki membawa poster bertangkai dan si perempuan mengenakan mahkota berhiaskan poster. Tiap-tiap poster berhiaskan simbol hati merah dan berisi tulisan yang sama: "Siapa pun presidennya, aku tetap sayang kamu." 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemandangan itu mewarnai booth Srikandi Lintas Iman (Srili) dalam acara Panggung Perempuan Merdeka 2023 di kompleks Jogja National Museum (JNM), Yogyakarta, hari itu. Dalam kegiatan yang diselenggarakan pada 9-10 Desember 2023 itu, Srili mengkampanyekan pemilu damai lewat aneka poster dan stiker. Pengunjung datang silih berganti untuk berfoto dengan poster-poster dan stiker di sana. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mereka juga mengajak pengunjung bersuara di Pohon Harapan. Srili menyiapkan sebidang dinding papan bergambar pohon. Lalu siapa pun bisa menempelkan kertas warna-warni berisi beragam pesan dan harapan singkat di sana. Sejumlah pesan di sana, antara lain, berbunyi: "Pemilu itu harus bersih." "Pemilu itu harus jujur." "Pemilu bebas dari politik identitas." "Stop politik uang!" "Susah cari presiden perempuan." "Jangan golput! Suara kita berharga."

Tak hanya dalam acara itu, Srili menggarap kampanye serupa melalui akun Instagram-nya. Salah satunya pesan dari para perempuan muda Gen Z untuk calon pemimpin Indonesia agar peduli terhadap lingkungan. Pesan itu bertulisan: "Kami tidak butuh pemimpin yang gemoy, si paling influenzer, apalagi si paling Korea. Yang kami butuhkan adalah pemimpin yang pro terhadap lingkungan yang asri, agar udara lebih bersih dan kualitas hidup rakyat lebih meningkat lagi."

“Kami ikut merespons momen pemilu lewat kampanye. Bagaimana perempuan bisa berkontribusi dalam pesta demokrasi. Juga saling menjaga situasi aman dan damai,” kata salah satu anggota Tim Media dan Jaringan Srili, Rose Merry Indrasari, saat dihubungi Tempo melalui telepon, Jumat, 19 Januari 2024.

Rose Merry Indrasari. Dok. Pribadi

Srili gencar mengkampanyekan pemilu damai sejak Juli 2023 dengan beragam isu. Misalnya, kampanye yang menyasar anak-anak muda sebagai pemilih pemula. Komunitas ini mengedukasi mereka bagaimana memberikan hak suara, tidak percaya dan tidak menyebarkan hoaks, serta menolak politik uang. Mereka pun mempermaklumkan bahwa pemilu tak hanya memilih presiden dan wakilnya, tapi juga ada pemilihan kepala daerah.

Menurut Merry, anak muda harus berpikir kritis. Apalagi masih ada kelompok masyarakat yang tak tersentuh dalam pemilu, seperti difabel, transpuan, dan masyarakat adat. "Biar anak-anak muda punya kepedulian,” tuturnya.

Perempuan dengan beragam latar belakang, seperti keragaman seksualitas, difabel, dan lintas iman, juga menjadi perhatian Srili dalam kampanye tersebut. Sebab, perempuan acap dianggap sebagai sosok yang mudah diperdaya oleh iming-iming uang. Lewat politik uang, perempuan dimanfaatkan untuk mempengaruhi keluarganya guna memilih sosok tertentu dalam pemilu.

Tak hanya itu, perempuan pun rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga apabila tak satu suara dengan pasangannya dalam memilih kontestan pemilu. “Jadi kami sampaikan, perempuan juga punya hak pilih yang dijamin negara dan tak bisa dipengaruhi dalam situasi apa pun.”  

Kepedulian terhadap pemberdayaan perempuan memang menjadi aktor perubahan titik awal terbentuknya Srili pada 29 Agustus 2015. Deklaratornya adalah 32 perempuan dari berbagai agama, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Mereka sepakat membentuk komunitas ini setelah mengikuti workshop bertema “Revitalisasi Peran Perempuan dalam Mengelola Keberagaman Agama di Yogyakarta”, di Kaliurang, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Para perempuan lintas iman duduk bersama dan bertukar pikiran tentang bagaimana mengelola keberagaman, baik keragaman usia, iman, gender, maupun seksualitas. Mereka juga menaruh kepedulian terhadap peran penting perempuan sebagai agen perubahan untuk menciptakan keharmonisan, kenyamanan, dan keadilan, terutama di wilayah DIY.

Srikandi Lintas Iman (Srili) saat hadir dalam acara Feminist Stage UC Universitas Gadjah Mada, 30 November 2023. Dok. Srili

Kini jumlah anggotanya mencapai lebih dari 200 orang. Latar belakangnya bermacam-macam. Ada ibu rumah tangga, akademikus, mahasiswa, pengusaha, aktivis, influencer, penulis, dan lainnya. Tak hanya tinggal di Yogyakarta, mereka juga ada yang sudah pindah serta menetap di daerah lain, seperti Solo, Bali, dan Jakarta. "Semangatnya bagaimana perempuan mendukung perempuan,” ucap Merry.

Srili menjadi wadah yang membuka peluang lebih luas bagi perempuan untuk menyuarakan hak dan pemikiran mereka lewat tulisan untuk diunggah di website ataupun media sosial Srili. Komunitas ini juga menyediakan wadah untuk berdiskusi; melakukan pengkajian, workshop, dan pelatihan; serta berjejaring dengan komunitas atau lembaga lain.

Setidaknya sebulan sekali, Srili mengadakan kumpul-kumpul anggota dengan berkunjung ke tempat-tempat ibadah secara bergantian. Misalnya ke masjid Ahmadiyah, gereja, atau wihara. “Itu digunakan sebagai ruang dialog untuk mengudar prasangka. Kalau kita enggak paham, kita enggak akan pernah tahu,” kata Merry.

Tapi mereka tak hanya bermain di isu-isu strategis, tapi juga praktis, misalnya pemberdayaan ekonomi. Srili membuat wadah Srili Bakoelan bagi para anggota yang sudah punya usaha ataupun baru merintis usaha. Saban Rabu, mereka bisa mempromosikan usaha-usahanya secara online. Mereka juga bisa ikut serta dalam berbagai kegiatan, seperti pameran dan festival, yang digelar Srili ataupun pihak lain yang mengundang Srili untuk hadir.

Workshop media sosial sebagai ruang dialog, Juli 2023. Dok. Srili

“Srili mendorong anggota untuk melebarkan jaringan, mendapatkan pengetahuan dan pengalaman secara langsung perihal beragam isu. Itu menjadi bekal bagi anggota untuk melenting lebih tinggi,” kata Merry.  

Tapi bukan berarti jalan Srili tak ada tantangan. Kesibukan acapkali membuat sebagian besar anggota tak aktif berkegiatan. Selain itu, budaya patriarki di lingkungan masyarakat masih cukup kental yang bertabrakan dengan nilai-nilai Srili yang mengutamakan dialog, solidaritas, empati, berdaya, dan lintas identitas.

Misalnya, saat ada ujaran kebencian ketika Srili membuat kampanye tentang hak-hak perempuan: "Kenapa sih kamu menyuarakan itu?" "Ya, kami tak perlu menanggapi dengan emosi. Kami bisa ajak dialog,” kata Merry.

Lewat beragam aktivitasnya, Srili pun kian dikenal banyak pihak. Mereka sering diundang sebagai pembicara dan fasilitator serta menjadi rujukan bagi pihak lain yang ingin belajar tentang isu perempuan dan lintas keberagaman. Bahkan beberapa kali Srili menerima mahasiswa magang dari berbagai kampus di Yogyakarta dan daerah lain.

“Sejauh ini sepak terjang Srili selalu diterima dengan baik,” ujar Merry. 

PITO AGUSTIN RUDIANA (YOGYAKARTA)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Friski Riana

Friski Riana

Bergabung dengan Tempo sejak 2015 dan kini bertugas di Desk Jeda. Ia sehari-hari melakukan peliputan yang berkaitan dengan tren gaya hidup, kesehatan, dan hobi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus