Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ADA manfaatnya juga Indonesia punya menteri senekat Kusmayanto Kadiman. Pada Kamis pekan lalu, Menteri Negara Riset dan Teknologi ini, meski punya ajudan, harus mengayuh sendiri sepeda yang dinaikinya dari rumah dinas di Widya Chandra menuju kantornya di Jalan M.H. Thamrin. Selama 30 menit, ia mandi sinar matahari pagi yang membuat tubuhnya berpeluh. Di belakangnya duduk manis Ahadia Zena Sulaiman, cucu pertamanya yang berusia tiga tahun.
Persis pukul 7, Kusmayanto sampai di halaman kantor. ”Enak sekali kalau bisa sering begini ke kantor,” katanya—napasnya tak terlalu terengah-engah. Rupanya, pagi itu mantan Rektor ITB ini, dan juru bicara presiden Andi Mallarangeng, sedang bercengkerama dengan 100-an anggota komunitas Bike-to-Work yang menganjurkan warga Ibu Kota kembali menggunakan sepeda untuk bekerja. ”Kebetulan setiap akhir pekan saya memang biasa bersepeda selama 1-1,5 jam sampai ke Monas, tapi belum pernah ke kantor,” ujar Kusmayanto. Bahkan, sewaktu kuliah di Australia dulu, ia bisa bersepeda 20 kilometer dalam sehari.
Tak mau setengah-setengah, di benak Pak Menteri kini tersusun sejumlah rencana. Misalnya menyisakan sebagian halaman parkir di kantor Ristek khusus untuk sepeda, dan mengusulkan kepada pemerintah agar dibuat jalur khusus seperti di luar negeri. ”Mumpung sekarang ada pembenahan transportasi di Ibu Kota dengan jalur khusus busway, jalur khusus motor, dan transportasi air, sudah saatnya pengendara sepeda pun dibuatkan jalur khusus,” katanya. Cocok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo