Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KAGUM akan pembangunan Cina, mantan Duta Besar Indonesia untuk Cina, Sugeng Rahardjo, menulis buku tentang negara berpenduduk 1,4 miliar itu. Diluncurkan pada Jumat, 9 April lalu, buku berjudul Unboxing Tiongkok tersebut merangkum pengalamannya saat bertugas di Beijing pada 2014-2017. "Saya tergelitik melihat keberhasilan Tiongkok mengakselerasi pembangunan di segala bidang," ucap Sugeng, 67 tahun, saat dihubungi, Rabu, 14 April lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Buku yang dirilis dalam bahasa Indonesia dan Mandarin itu tidak hanya mengupas kesuksesan Cina menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Buku ini juga mengulas sejarah Cina, kebijakan pembangunan era Presiden Deng Xiaoping dan Xi Jinping, hingga perang dagang dengan Amerika dan penanganan pandemi Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum menjabat duta besar, Sugeng pernah mengunjungi Beijing pada 2002 untuk urusan dinas. Dia melihat banyak pengendara sepeda berlalu lalang di jalanan Beijing. Kotanya belum teratur. Saat itu, dia berpikir Cina perlu waktu 70-80 tahun untuk menjadi negara maju. Dia terbelalak saat kembali ke Beijing 12 tahun kemudian. "Jalan-jalan mulus, sepeda telah banyak digantikan mobil, banyak gedung tinggi seperti di New York, apartemen kumuh tidak ada lagi," ujarnya.
Di beberapa daerah yang jauh dari Beijing, seperti Tibet, Qinghai, dan Xinjiang, Sugeng mendapati jumlah penduduk miskin berkurang karena pemerintah membuka banyak lapangan kerja. Masyarakat Cina pun antusias membantu program pembangunan dengan membeli surat utang negara. "Kita bisa belajar tanpa harus mencontek mereka," ujar Sugeng, yang berharap bukunya dapat menambah referensi mengenai Cina.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo