Masuk dunia perkasetan

MANTILI sudah uzur, ia jadi pertapa. Pendekar wanita tanpa tanding itu mengundurkan diri dari dunia persilatan, masuk dunia perkasetan. Pekan lalu terbit satu albumnya, Mantili Menyanyi. Itulah karena perjalanan waktu dalam sandiwara radio lebih cepat daripada waktu sebenarnya. Ketika Elly Ermawati memerankan Mantili pertama kali dalam sandiwara Saur Sepuh, September 1984, ia baru 25 tahun. Dengan cepat ia merebut hati pendengar, jadi tokoh yang dibicarakan di sana-slni oleh anak-anak sampai kakek-nenek. Saking populernya Mantili disiarkan oleh 240 radio swasta niaga di seluruh Indonesia dalam kampanye pemilu lalu ia dijadikan poster, digambarkan sedang nyoblos satu tanda gambar. Apa boleh buat, cerita para orang tua (itulah arti harfiah Saur Sepuh, "kata orang tua"), menghendaki Mantili sudah harus jadi nenek dalam waktu tiga tahun. Dan nenek-nenek, betapapun saktinya dia, lebih baik mundur, bertapa buat kesejahteraan anak-cucu. Tapi karena mell jadi "nenek-nenek" itulah kini Mantili tak lagi naik bis kota. Tapi naik mobil pribadi, hasil bersandiwara tiga tahun. Dan di dalam mobil itu ia bukan nenek keriput, tapi Elly Ermawati yang hitam manis, karena baru 28 tahun. Saur Sepuh sudah memasuki episode Titisan Darah Biru, zaman generasi kedua setelah Mantili. Tentunya tak lama lagi Mantili akan berpulang. Juga Elly mungkin tak lagi terdengar desahnya, "karena saya tak mungkin memerankan peran lain lagi." Mungkin karena itu belum lama ini ia mengadakan perjalanan ke 30 kota, jumpa penggemar. Dan mungkin, sekali lagi mungkin, itu soalnya bila si "nenek" lalu kembali menyanyi, dunianya sebelum masuk sandiwara.