SENAYAN tak cuma gelanggang olahragawan, tapi sudah lama bagaikan surga kaum panjang tangan. Lapangan parkirnya rawan. Tak terkecuali di perkampungan atlet sekalipun, seperti dialami Yayuk Basuki, 19 tahun, petenis nasional asal Yogyakarta. Belum dua menit singgah di Flat B bersama ibunya, awal Oktober barusan, Yayuk mendengar alarem mobilnya mencuit. Masih sempat dilihatnya ada dua orang menggerayangi isi mobilnya. Tas berisi raket, dan sebuah tas tangan berisi paspor serta beberapa surat, dilarikan maling dengan mengendarai sepeda motor. Yayuk segera mengejar. Dua maling itu dipepetnya di lampu lalu lintas. Kedua pencuri itu jatuh. Yayuk turun dan membentak, "Mana tas gue. Ayo, serahkan." Maling keder juga dan tas berisi raket itu pun dikembalikan. Yayuk pun berlalu. Tapi belakangan baru ia sadar, ada yang terlupa, yaitu tas yang berisi paspor dan surat-surat. Namun, sang ibu bilang, "Tas itu tak ada uangnya. Biarlah. Untung, kamu tidak diapa-apakan oleh pencuri itu." Kasus ini telah dilaporkan ke polisi dan Yayuk hafal nomor pelat sepeda motor dan tampang pencuri itu. "Kalau nomor sepeda motornya sudah diketahui, pencurinya harus tertangkap," kata Budi Basuki, ayah Yayuk, yang memang seorang polisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini