Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Menerima penghargaan

Sri sultan hamengkubuwono ix, 70, menerima penghargaan "bintang matahari terbit kelas satu" dari kaisar hirohito, atas jasanya memperbaiki hubungan ekonomi indonesia-jepang.(pt)

4 Desember 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAN jasnya biru tua. Dasinya hitam bergaris merah. Sebutir mutiara di tengahnya. Sore itu, pekan lalu, bekas Wa-Pres Sri Sultan Hamengkubuwono IX, 70 tahun, bersama istrinya Ny. Noorma, tampak berseri-seri. Ia menerima penghargaan Bintang Matahari Terbit Kelas Satu dari Kaisar Hirohito. Seorang lagi, usahawan Hasyim Ning, 66 tahun, menerima Bintang Matahari Terbit Kelas Dua dari Kekaisaran Jepang itu. Hadir dalam upacara resmi antara lain Menteri Ris-Tek Habibie, bekas Menteri Perhubungan Frans Seda, bekas Dubes RI di AS Ashari. Ibu Rahmi Hatta juga diundang, sebab acara itu berlangsung di rumah janda Proklamator tersebut--rumah hadiah pemerintah yang dikontrak Du-Bes Jepang Toshio Yamazaki. Setelah melipat jari-jarinya di depan bintang yang disandangnya, Sri Sultan mengucapkan kata sambutan tanpa teks dalam bahasa Inggris yang enak: "Selama 50 tahun belakangan ini pengaruh Jepang banyak meliputi diri saya dan bangsa Indonesia. Puluhan sahabat saya orang Jepang. Saya merasa kehilangan kalau mereka meninggal satu per satu hingga akhirnya tinggal seorang my old friend (Takeo) Fukuda." Fukuda, 77 tahun, tokoh berpengaruh dalam partai terbesar dinegerinya (LDP), adalah bekas PM Jepang. Dengan bahasa yang cukup terjaga, ia melanjutkan ceritanya dengan puitis: "Masih segar dalam ingatan saya, sore itu kami duduk berdua berbincang-bincang tentang berbagai hal. Entah sudah berapa cangkir sake kami minum ketika hari tiba-tiba menjadi malam." Hadirin pun tertawa. "Bila senja itu saya meninggalkan ruang tamu Fukuda, saya merasa hubungan Indonesia-Jepang telah diperbaiki," lanjutnya disambut tepuk tangan. Menurut Du-Bes Yamazaki, pertimbangan pemberian penghargaan kepada Sri Sultan karena jasanya memperbaiki hubungan ekonomi Indonesialepang. Juga Hasyim Ning. "Bahkan sebelum Perang Dunia II, ia sudah menjalin hubungan dagang dengan Jepang," kata Du-Bes Yamazaki.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus