"AKU masih sehat, nih. Daripada entah kapan kecebur dalam dosa, Iebih baik aku menikah," ini ucapan T.D Pardede akhir Mei lalu dalam suasana santai. Ketika itu tokoh bisnis ini membuka Alkitab dan membacakan ayat 1 Korintus 7 - antara lain: "Jika kamu tak sanggup dibakar birahi sebaiknya menikahlah." Setengah tertawa, Pardede tetap menyebutkan, tak berarti bahwa kecintaan pada almarhumah istrinya berkurang. Ternyata, ucapan Pardede itu tidak main-main. Diam-diam dan hanya dihadiri kalangan terbatas, 5 Juni lalu, Pardede, 68, menyunting gadis bersuku Karo, Tuti Anggriani boru Sembiring, 22. Upacara perkawinan dilangsungkan di Gereja HKBP di Kompleks Pertekstilan T.D Pardede, dengan pendeta J.H. Napitupulu S.Th. Jumat pekan lalu, pasangan ini terbang ke luar negeri, berbulan madu. Tak ada komentar dari anak-anak dan kalangan keluarga tentang perkawinan ini. Tuti Anggriani, berkulit kuning langsat dengan wajah lumayan ini, baru beberapa bulan belajar Alkitab di Yayasan Pekabaran Injil Hermina, yang didirikan Pardede tahun 1982 untuk mengenang almarhumah istrinya. Di sanalah Tuti bertemu Pak Katua, panggilan akrab raja tekstil ini. Ayah Tuti, yang meninggal lima tahun lalu, adalah teman T.D. Pardede. Tidak diketahui apakah Pak Katua akan masih tidur di samping makam istrinya, Hermina boru Napitupulu, yang meninggal 20 Mei 1981 dan dibuatkan makam khusus di depan rumah sakit yang mengabadikan Almarhumah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini