Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Meninggal Dunia

Mashud Sosroyudho, 61, meninggal dunia pada tanggal 9 Januari 1982, karena sakit ginjal. Beberapa rekannya menjuluki almarhum sebagai "menlu" antara.(pt)

23 Januari 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WARTAWAN Angkatan 5 itu telah pergi. Mashud Sosroyudho, 1 tahun, meninggal 9 Januari setelah menderita penyakit ginjal yang menahun. Ia memulai karirnya sebagai wartawan setelah mengikuti kursus sebentar di sebuah lembaga yang didirikan dan dipimpin oleh Raden Mas Bintarti dan Bung Tomo. Kedua perintis yang sudah almarhum itu kemudian mendirikan Kantor Berita Indonesia di Surabaya dan Mashud muda ikut bergabung. Ketika KBI bergabung dengan KB Antara Cabang Surabaya, Mashud pun aktif sbagai reporter. Adalah Mashud yang aktif meliput peristiwa pengeboman Surabaya oleh tentara sekutu (Inggris) di bawah pimpinan Jenderal Mallaby yang terbunuh di sana. Pada 1951 Mashud kerja praktek setahun di koran Belanda Het Parool di Amsterdam. Sekembali dari Negeri Belanda dia berjumpa dengan wartawan wanita baru, Siti Muktiah, 20 tahun, dan mereka menikah pada 1953. Setahun kemudian Mashud ditunjuk sebagai Kepala Biro Eropa Barat KB Antara, berkantor di Amsterdam. Tahun 1958, Mashud dan keluarganya boyong ke London. Waktu itu pecah aksi Irian Barat dan semua warga Indonesia di Belanda diminta untuk meninggalkan negeri itu. Ketika di London itulah Mashud pernah diajak missi Jenderal Nasution ke Paris, dan Soeharto, kini Presiden RI, adalah salah seorang anggota missi. Sayang sekali Mashud tidak pernah mencatat atau menerbitkan pengalamannya yang bisa memperkaya sejarah jurnalistik Indonesia. "Ada beberapa catatan-catatannya, tapi saya harus cari dulu," kata Mukti Mashud. Tambahnya: "Dia selalu menunda niatnya untuk mencatat, karena tak ada waktu." Pasangan Mukti-Mashud sering terlihat dalam resepsiresepsi dan Mukti yang ramping itu selalu menarik dalam baju kurungnya. "Satu hal yang ditakuti Mas Mashud," kata Mukti, ibu dari empat orang anak, "dia tidak mau merepotkan orang lain." Misalnya tentang penyakitnya, baru setelah parah, dia pasrah kepada orang lain. Pernah ketika dia sedang dialise (cuci darah) di RS Cipto Mangunkusumo, dia minta disetop. "Dia selalu takut kalau ongkos pengobatannya akan menjadi beban kami," kata Mukti, "padahal banyak sekali teman-teman membantu kami." Dan teman suami istri Mashud ini memang banyak, antara lain Wapres Adam Malik. Tak heran kalau Ny. Nelly Adam Malik dan dua anaknya turut melepas Mashud ke pemakaman. "Mashud setia akan pekerjaannya, bahkan mencintainya," kata Rosihan Anwar, rekan seangkatannya. Menghabiskan hidupnya di Antara, almarhum pernah menjadi Kepala Bagian Hubungan LN, Wakil Pemimpin Umum Redaksi, lalu sebentar duduk sebagai Pemimpin Umum Redaksi, dan terakhir tercatat sebagai Direktur Hubungan Internasional. Tak heran kalau beberapa rekannya menjuluki almarhum sebagai "Menlu" Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus