Menyusun koleksi cina

C.M. Hsu, seorang sinolog dari Fakultas Sastra Ul mendapat kesempatan menyusun koleksi lukisan Cina milik Wapres Adam Malik. "Pak Adam sama sekali tidak mengenal diskriminasi apa pun. Buktinya, beliau punya lebih dari 300 lukisan Cina di samping keramik, ikon-ikon Rusia dan berbagai lukisan lain," kata Hsu. Ia pun dikirim ke Taipeh untuk mengadakan riset tentang lukisan di sana. "Tetapi baru tiga minggu saya sudah ingin pulang karena terserang rematik." C.M. Hsu lahir di Tegal, 31 J uli 1914. Pendidikan SMA dan perguruan tinggi ia peroleh di Nan King dan China Institute, Shanghai. "Sembilan tahun saya tinggal di Cina Daratan. Tapi saya tidak tertarik tinggal selamanya dan jadi orang sana. Mungkin karena saya lahir di Indonesia, demikian juga ayah saya." Hsu atau Bawon Katesan (namanya dalam jadwal pelajaran di tempatnya mengajar) kemudian bekerja sebagai wartawan foto majalah Lije dan berkeliling dunia. Dalam kesempatan itulah ia banyak bertemu dengan tokoh-tokoh seperti T.S. Eliot, Bertrand Russel dan Ernest Hemingway. "Tapi yang paling menarik adalah Rabindranath Tagore dan Pablo Picasso. Kedua orang ini punya pandangan mata tajam. Bedanya kalau Rabindranath memberi kesan agung, Picasso nampak liar." Buku koleksi lukisan Cina milik Wapres Adam Malik harus selesai akhir tahun ini. "Di antaranya ada yang sudah berumur 1000 tahun. Entah dari mana Pak Adam bisa dapat lukisan di atas sutera dari Dinasti Lima itu," tambahnya ketika menghadiri ulangtahun ke-70 Republik Cina, 10 Okober lalu.